Ethereum Dilihat sebagai Versi Internet Berikutnya

Ethereum (ETH).
Sumber :
  • Al Jazeera

VIVA Tekno – Data dari platform Dappros pada 2023 menyebutkan bahwa blockchain (web3) developer di Indonesia baru berjumlah 296 developer. Angka ini masih berada di bawah Singapura yang memiliki 657 developer.

Kuota Roaming 100GB hanya Rp40 Ribu, Daya Jangkau hingga Negara Dekat Kutub Selatan

Head of Community Pintu, Jonathan Hartono, mengaku optimistis pertumbuhan investasi kripto dan pengembangan teknologi blockchain di Indonesia akan terus berlanjut, namun, disertai dengan peningkatan jumlah developer blockchain.

Untuk itu, perusahaan rintisan atau startup jual beli dan investasi kripto, tersebut menggelar 'Road to Devcon Ethereum 2024' agar menjadi platform yang ideal bagi developer belajar sekaligus memperluas akses di dunia blockchain.

Pentingnya Keseimbangan Keterampilan Teknis dan Soft Skills untuk Berkarir di Industri Blockchain

Dalam rangka memperkuat ekosistem Ethereum di Indonesia Pintu mengadakan diskusi dengan developer dan komunitas bertajuk 'Ethereum Meetup Indonesia' dengan menghadirkan dua pembicara, yakni Devcon Team Lead, Skylar Weaver dan Devcon Brand Designer, Tomo Saito.

"Kami percaya Indonesia memiliki banyak sekali crypto developer berkualitas yang mampu mengembangkan sebuah proyek di bawah ekosistem Ethereum. Melalui 'Ethereum Meetup Indonesia', kami ingin menjadi wadah untuk para developer dan komunitas bisa bereksplorasi, memperluas koneksi, serta mengambil pengalaman berharga dari para profesional di bidang web3," ungkapnya di Jakarta, Selasa, 30 April 2024.

4 Teknologi Harus Dikuasai Generasi Muda

Pada kesempatan yang sama, Skylar Weaver, Devcon Team Lead, melihat Ethereum sebagai versi internet berikutnya yang memiliki tujuan untuk memberikan dampak secara langsung bagi negara-negara berkembang di Asia Tenggara, terutama Indonesia.

"Adapun manfaat yang dapat dirasakan melalui penggunaan Ethereum antara lain memberikan masyarakat akses terhadap layanan keuangan, akses terhadap uang yang tahan terhadap sensor, hingga mengutamakan privasi pengguna," tutur dia.

Devcon Brand Designer, Tomo Saito, memberikan apresiasi terhadap antusiasme komunitas di Indonesia. "Meski dari segi jumlah developer, Asia Tenggara masih tertinggal, namun semangatnya sangat tinggi," paparnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya