2 Keuntungan Bisa Didapat Konsumen dari Konsep Ini

Ilustrasi konsumen/pelanggan.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Tekno – Bali terkenal dengan keindahan alam dan budaya selalu menjadi primadona bagi wisatawan domestik dan internasional. Hal ini menjadikan investasi properti di Pulau Dewata sebagai pilihan menarik bagi para investor.

Viral TPS Ini Hadirkan Konsep Pernikahan, Warganet: Nyoblos Pilkada Rasa Kondangan

Namun, seiring meningkatnya kesadaran akan kelestarian lingkungan, konsep keberlanjutan kini menjadi faktor penting dalam investasi properti.

Investor mulai mencari properti yang tidak hanya memberikan keuntungan finansial, tetapi juga bertanggung jawab terhadap lingkungan dan komunitas lokal.

Camilannya Diborong Wapres Gibran, Nasabah PNM Mekar Ini Bangkit Usai Dihantam Pandemi

Kendati demikian, pasar properti di Bali mengalami perubahan sejak pandemi Covid-19 merebak. Berdasarkan data internal Oxo Group Indonesia, sebelum pandemi mendera, mayoritas konsumen properti di Bali — baik pembeli asing maupun domestik — mencari rumah kedua untuk liburan (holiday house).

Namun, pascapandemi, mulai bergeser ke investment market. Lalu, perubahan lainnya adalah sebelum terjadi pandemi, sebagian besar konsumen Oxo (80 persen) berasal dari luar negeri, seperti Australia dan Singapura, serta lokal sisanya (20 persen). Akan tetapi, pascapandemi justru berbalik arah.

SPBU di Sleman Diduga Manipulasi Pompa, Mendag: Kerugian Masyarakat Rp 1,4 Miliar Per Tahun

Hal ini dilihat oleh perusahaan pengembangan dan manajemen properti butik yang berbasis di Bali tersebut untuk menggali potensi investor lokal, terutama yang berasal dari kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya.

Pergeseran tren pasar properti di Bali tentu saja membuka peluang besar, terutama bagi pengembangan properti berkonsep boutique lifestyle.

Poin utama perancangan dari konsep tersebut berawal dari kebutuhan akan suasana yang baru dan aktivitas yang berubah saat ini, yang dapat menghadirkan nilai kenyamanan.

Unsur yang digunakan dalam konsep boutique lifestyle akan direalisasikan menjadi suatu bentuk bangunan dengan gaya unik dan modern. Hal itulah yang membuat konsep ini cocok dipakai dalam bisnis properti di Bali.

"Dengan membeli properti kami, maka konsumen bisa mendapat hasil investasi (rental yield) dan gaya hidup berkelanjutan. Satu sisi, kami akan mengelola dan menyewakan properti sehingga mereka (konsumen) mendapatkan keuntungan. Sisi lain, mereka bisa menempati properti miliknya saat berlibur," ungkap Pendiri dan Kepala Eksekutif Oxo Group Indonesia, Johannes Weissenbaeck, kala berbincang dengan VIVA Tekno dan sejumlah media massa di Jakarta.

Saat ini, Oxo Group Indonesia telah mengembangkan sekitar 30 properti di Bali senilai Rp700 miliar, yang terdiri dari hunian pribadi, vila, townhouse, studio co-working, resor, serta kapal pesiar sepanjang 20 meter di Taman Nasional Komodo.

Pada Juni mendatang, Jo berencana meluncurkan proyek terbaru di daerah Nyanyi, Bali, senilai Rp500 miliar. Menurutnya, proyek teranyar yang berdiri di atas lahan seluas 2 hektare di bagian utara Canggu ini akan menampilkan sekitar 36 unit vila luas dengan kolam pribadi dan dilengkapi beragam fasilitas umum.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya