Pendapatan Usaha Rumahan Bisa Tembus Rp352 Miliar
- Dok. BukaPO
VIVA Tekno – Co-Founder dan Chief Marketing Officer BukaPO, Timothy Darren, menargetkan penghasilan usaha mikro dan kecil (UMK) di bawah naungan platformnya bisa menembus angka Rp352 miliar dalam 18 bulan ke depan.
Perusahaan rintisan atau startup pre-order untuk masakan rumahan itu mengaku jika selama ini berhasil menjual lebih dari Rp115 miliar produk usaha mikro rumahan dengan sistem pre-order (pesanan ketika barang belum tersedia), kendati platform ini baru beroperasi di Bali, serta Surabaya dan Sidoarjo – keduanya di Jawa Timur.
Dengan demikian, target total penjualan usaha rumahan melalui platform BukaPO tersebut melesat 206 persen dari realisasi pendapatan usaha rumahan dalam satu tahun terakhir.
Timothy Darren juga mengaku sudah berhasil menjual lebih dari 4 juta produk usaha rumahan dengan sistem pre-order kendati baru beroperasi di tiga wilayah sejak BukaPO berdiri pada 2021.
"Kami sudah memberikan bantuan kepada lebih dari 3.000 usaha mikro dan kecil (UMK) sejak berdiri ketika pandemi Covid-19," ungkapnya.
Menurut Timothy, sistem pre-order sebetulnya memiliki banyak keunggulan, di antaranya dapat memberdayakan sebanyak 3.500 usaha mikro dan peduli lingkungan dengan mengurangi food waste (limbah makanan) sebesar lebih dari 100 ton.
Ia juga mengungkapkan ada lebih dari 2 juta usaha rumahan yang memerlukan sistem pre-order. Dengan sistem pre-order atau yang juga sering dikenal dengan sistem Open PO siapa saja bisa bisa menjadi entrepreneur.
Sebelumnya, lembaga riset independen Svara Research Indonesia menilai bisnis makanan-minuman usaha rumahan dan bisnis turunannya melalui pre-order diyakini semakin diminati dan prospektif seiring dengan beberapa keunggulan skema ini.Dalam riset berjudul “Food Delivery Market Research” yang dirilis baru-baru ini, Svara yang fokus pada riset ekonomi, bisnis, dan manajemen sudah melakukan survei atas potensi bisnis pre-order atas 100 responden, di mana 74 orang dilakukan survei online dan 26 wawancara mendalam di Bali dan Surabaya.
Svara juga menilai skema pre-order mampu menciptakan diferensiasi yang unik dibandingkan dengan platform pesan-antar makanan (online food delivery) besar yang fokus pada pengiriman instan atau merchant yang menyediakan stok (ready stock).
"[Dengan skema pre-order], pelanggan sangat menghargai nilai dari harga yang diberikan oleh perusahaan penyedia layanan pre-order food, didorong oleh makanan rumahan dengan harga terjangkau, tarif pengiriman tetap, dan promosi harga yang sering dilakukan," tulis riset Svara Research.
Keunggulan lainnya, skema pre-order juga dinilai berguna bagi merchant, terutama UMKM yang melayani volume kecil dan permintaan yang tidak dapat diprediksi. Pesanan berdasarkan PO juga mampu mengurangi risiko kelebihan stok dan memberikan fleksibilitas waktu – fitur yang juga cocok untuk penjual paruh waktu.
Ini berbeda dibandingkan dengan skema pemesanan instan yang ditawarkan oleh platform pesan-antar makanan lainnya, seperti GoFood, GrabFood, dan ShopeeFood. "Biaya komisi yang lebih rendah, hanya 12,5 persen dari penjualan, dibandingkan platform lain yang hampir 35 persen menarik para penjual UMKM yang sadar akan marjin," tulis Svara.