Startup Diingatkan soal 'Tech Winter'
- VIVA/Lazuardhi Utama
VIVA Tekno – Data Indosat and Twimbit 2023 menunjukkan nilai ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai angka US$220 miliar sampai US$360 miliar (Rp3.400 triliun hingga Rp5.500 triliun) pada 2030.
Bahkan, ekonomi digital diprediksi akan menyumbang 14 persen dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia di 2027.
Meski begitu, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengingatkan perusahaan rintisan (startup) harus memiliki fondasi yang kuat di tengah fenomena tech winter yang mengubah peta strategi bisnis pelaku startup di Indonesia.
Masa tech winter mengacu pada berjatuhannya perusahaan-perusahaan teknologi dan rintisan akibat menurunnya kinerja serta minat investor untuk melakukan pendanaan dan fenomena ini tengah dialami banyak startup di Indonesia.
Dalam upaya untuk mencapai operasional yang efisien dan berfokus pada keuntungan, perusahaan rintisan harus menjalankan sejumlah langkah strategis.
"Pertama, startup harus terus berinovasi untuk menghasilkan produk yang mencapai product-market-fit," kata Nezar Patria, dalam siaran pers, Rabu, 13 September 2023.
Wamenkominfo menilai perusahaan rintisan harus tetap berinovasi secara berkelanjutan, guna menghasilkan produk yang mampu mencapai tingkat kesesuaian pasar.
Lalu, produk yang tepat juga harus didukung oleh model bisnis yang tidak hanya menguntungkan tapi juga dapat berkembang dengan skala yang besar.
Selain itu, Nezar Patria menyampaikan pentingnya memiliki tim yang kuat dalam menghadapi tantangan bisnis startup.
Menyerap talenta digital terbaik dan meningkatkan kinerja tim adalah langkah berikutnya yang harus dilakukan pelaku startup untuk mencapai kesuksesan.
Terakhir, Wamenkominfo mengingatkan bahwa membangun jejaring yang kuat dengan mitra strategis adalah hal yang tak kalah penting.
Kolaborasi dengan pihak-pihak yang dapat mendukung pertumbuhan startup menjadi langkah strategis dalam menghadapi perubahan peta bisnis di era tech winter.
Ia juga menyatakan Indonesia menjadi negara dengan jumlah startup paling banyak di Asia Tenggara, dan terbanyak keenam di dunia pada tahun ini.
Dengan capaian tersebut, kata dia, sudah seharusnya Indonesia memperkuat upaya untuk peningkatan kualitas para pelaku startup.
Lebih lanjut, Wamenkominfo juga mendorong pelaku startup untuk dapat mengembangkan inovasi dalam berbagai aspek, termasuk pendanaan.
Menurutnya, keberagaman inovasi akan menjanjikan keberlanjutan peluang pertumbuhan usaha bagi industri startup.
"Jika tren pendanaan sebelumnya secara umum bersumber pada pendanaan oleh venture capital, saat ini bentuk pendanaan lain diproyeksikan muncul, seperti melalui crowdfunding, angel investor, inkubator, dan fokus pendanaan yang didasarkan kepada dampak sosial dan lingkungan," ungkap Nezar Patria.