Mental Anak akan Terjaga jika Menerapkan 'Study-Life Balance'

Diskusi Startup Edutech Kelas Pintar.
Sumber :
  • VIVA/Misrohatun Hasanah

VIVA Tekno – Study-life balance perlu diterapkan pada anak guna mencari keseimbangan antara waktu yang dihabiskan untuk belajar atau akademis dengan waktu untuk kegiatan pribadi, keluarga, dan rekreasi.

KPAI Tolak Mentah-mentah Wacana Wakil Menkeu soal Pengenaan Pajak pada Judi Online

Dalam konteks anak, study-life balance membantu menjaga kesejahteraan emosional dan mental mereka. Ini menjadi fase di mana anak-anak memerlukan kebebasan untuk menjelajahi kehidupan dan menemukan apa yang disukai, baik di dalam maupun di luar sekolah.

"Keseimbangan antara kehidupan belajar dan kehidupan pribadi itu penting. Karena, menjadi seorang siswa bukanlah status melainkan sebuah fase," ujar Pendiri dan CEO Kelas Pintar Fernando Uffie di Jakarta, Selasa, 22 Agustus 2023.

Penerapan AI dalam Membantu Industri Energi Menuju Efisiensi dan Keberlanjutan

Namun, faktanya, jumlah waktu yang harus dihabiskan para siswa untuk belajar di sekolah dan di rumah menjadi masalah, membuat mereka menjadi lelah dan juga memerlukan lebih banyak waktu untuk menjelajahi apa yang mereka sukai di luar aspek akademis.

"Anak-anak yang mengalami tekanan berlebihan dalam belajar tanpa cukup waktu untuk beristirahat dan bermain, mungkin mengalami kelelahan fisik dan mental," lanjutnya.

PPATK Ungkap 197 Ribu Anak-Anak Terpapar Judi Online di Indonesia

Ilustrasi anak belajar.

Photo :
  • Pexels/Julia M Cameron

Konselor anak dan remaja Caesilia Ika mengatakan keseimbangan yang buruk tersebut dapat berdampak pada stres, kecemasan, penurunan motivasi dalam belajar, hingga depresi.

Di sisi lain, orangtua dan guru kadang-kadang tidak dapat memberikan anak-anak cukup kebebasan dan peluang untuk menjelajahi potensi-potensi lain karena khawatir waktu yang dihabiskan anak-anak untuk belajar masih belum cukup untuk membuat mereka unggul dalam hidup.

Penting bagi anak untuk bisa belajar dengan efektif dan efisien, sehingga mereka tidak harus menghabiskan seluruh waktu mereka hanya untuk belajar.

Untuk itu, Kelas Pintar sebagai penyedia solusi berbasis teknologi ingin membantu siswa untuk bisa belajar secara efektif dan efisien, sehingga bisa meminimalisir kelelahan dikarenakan waktu belajar yang berlebih.

Founder dan CEO Kelas Pintar, Fernando Uffie.

Photo :
  • VIVA/Misrohatun Hasanah

Startup edutech ini terus berinovasi, salah satunya dengan menghadirkan antarmuka baru yang didesain untuk membuat proses pembelajaran menjadi lebih mudah dan menyenangkan.

Dengan pembaruan antarmuka, perusahaan berharap bisa membuat proses pembelajaran di platform menjadi lebih efektif dan efisian, baik secara upaya maupun waktu.

Mereka juga ingin membawa 'kesenangan' para siswa ke dalam aktivitas di Kelas Pintar. Salah satunya adalah dengan meluncurkan point system dalam upaya mendekatkan para siswa pada impian yang ingin dicapai melalui perjalanan akademis yang lancar atau tanpa hambatan.

Point system pada prinsipnya merupakan sebuah bentuk apresiasi untuk siswa yang melakukan perjalanan akademisnya dengan Kelas Pintar. Pengguna akan mendapatkan poin untuk setiap aktivitas yang mereka lakukan.

Selanjutnya poin tersebut akan terlihat dalam leaderboard, di mana siswa yang berada pada posisi tertinggi di setiap bulannya akan mendapatkan hadiah untuk membantu mengeksplorasi potensinya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya