Sektor Ini Hadapi Penurunan Permintaan Tiap Kuartal Genap
- Dokumentasi Rumah.com.
VIVA Tekno – Presiden Joko Widodo menyebutkan sektor properti hingga real estat telah memberikan kontribusi besar ekonomi Indonesia.
Sepanjang 2018-2022, kontribusi dari sektor ini setiap tahunnya mencapai Rp2.300-2.800 triliun, atau 16 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Ketiga sektor ini juga melibatkan banyak tenaga kerja, yakni mencapai 13-19 juta orang, dan memberi efek berganda kepada 185 subsektor industri lainnya. Mulai dari bahan bangunan seperti semen, besi, batu bata, furnitur, elektronik, hingga peralatan rumah tangga.
Di tengah perlambatan ekonomi global, sektor properti, real estat dan konstruksi Indonesia termasuk yang tangguh, tahan banting, dan kompetitif.
Saat ini, peluang sektor properti di Indonesia masih sangat besar karena pertumbuhan keluarga baru mencapai 700-800 ribu per tahun, serta backlog kepemilikan rumah masih 12,1 juta.
Anak usaha PropertyGuru yang juga startup proptech asal Singapura, Rumah.com, menyambut baik apa yang disampaikan Presiden Joko Widodo.
Menurut Country Manager Rumah.com Marine Novita, indeks harga properti terus mengalami kenaikan, yaitu 2,4 persen secara kuartalan dan 6 persen secara tahunan.
Dengan begitu, menjadi indikasi pasar properti masih kondusif. Meskipun demikian indeks suplai turun sebesar 4,1 persen secara kuartalan dan indeks permintaan turun sebesar 6,1 persen secara kuartalan.
Kondisi sektor properti pada kuartal kedua tahun ini yang menunjukkan penurunan pada indeks suplai dan permintaan secara kuartalan merupakan kondisi yang kerap terjadi setiap kuartal genap.
Hal ini dikarenakan adanya Hari Raya Idul Fitri di awal kuartal, tahun ajaran baru, dan Idul Adha di akhir kuartal. "Jadi, secara umum konsumen lebih fokus pada pengeluaran konsumtif daripada kebutuhan primer," kata Marine, dalam keterangan resminya, Senin, 21 Agustus 2023.
Turunnya indeks suplai dan permintaan pada kuartal kedua tahun ini terjadi pada sektor rumah tapak maupun apartemen. Di sisi suplai, penurunan pada sektor rumah tapak maupun apartemen hampir sama besar.
Sementara pada sisi permintaan, terjadi penurunan permintaan terhadap rumah tapak sebesar 6,5 persen secara kuartalan sementara pada apartemen turun sebesar 2,4 persen secara kuartalan.
"Distribusi permintaan terhadap hunian masih didominasi oleh rumah tapak, yakni 91 persen dari total permintaan pada kuartal II 2023," tuturnya.
Data pencarian properti di Rumah.com menunjukkan bahwa pencarian properti didominasi oleh pencarian dengan harga di atas Rp1 miliar. Hal ini juga jadi indikasi positif terhadap daya beli masyarakat.