E-Commerce Bangun Gerakan Ramah Lingkungan untuk Seller

Pekerja meletakkan barang pesanan konsumen saat Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2018 di Warehouse Lazada, Depok, Jawa Barat.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA Tekno – Sampah plastik kerap menjadi masalah yang tidak terhindarkan dari berbagai aktivitas manusia. Salah satu kontributornya adalah melalui kegiatan berbelanja daring yang umumnya masih menggunakan plastik sebagai kemasan. 

Kegiatan Tukar Sampah Jadi Susu, Berikan Peluang bagi Warga Menukar Botol Plastik Bekas

Terlebih sejak pandemi Covid-19, intensitas kegiatan berbelanja daring juga meningkat. Begitu pun pascapandemi, di mana masyarakat makin nyaman berbelanja online karena kemudahannya dalam bertransaksi dengan segala fiturnya.

Namun peningkatan jumlah transaksi di e-commerce ini juga menimbulkan potensi masalah baru bagi lingkungan, sehingga dibutuhkan upaya bersama untuk mempromosikan aktivitas jual beli yang lebih ramah lingkungan.

Industri Plastik dan Karet Indonesia Didorong Akselerasi Penerapan Ekonomi Hijau

Menyadari hal ini, Archipelagic and Island States (AIS) Forum berkolaborasi dengan Lazada Indonesia dengan mengurangi penggunaan plastik dalam kemasan paket.

Tujuannya sendiri untuk menunjukan komitmen bergerak bersama menuju era baru dalam aktivitas jual beli daring yang ramah lingkungan, termasuk dengan meningkatkan kesadaran para pelaku e-commerce terkait permasalahan sampah plastik sekali pakai.

Pebisnis Harus Melakukan ini! Rahasia Sukses di Dunia Digital: Visual Search, Revolusi Microblogging

Direktur Eksekutif Lazada Indonesia, Ferry Kusnowo menyatakan bahwa mereka menyadari pentingnya memastikan operasional bisnis yang lebih ramah lingkungan untuk bisa mendukung terciptanya lingkungan alam Indonesia yang lebih lestari. 

Lazada Paylater

Photo :
  • Kredivo

"Setelah menjalankan berbagai inisiatif lebih ramah lingkungan dalam operasional, kini kami ingin mengajak dan mendorong para penjual yang ada di Lazada untuk juga turut mengadopsi operasional penjualan yang lebih berkelanjutan, di antaranya dengan menggunakan kemasan paket lebih ramah lingkungan," ujarnya, dalam keterangan resmi, Jumat, 11 Agustus 2023.

Sejalan dengan itu, Kepala Sekretariat AIS Forum, Riny Modaso menyatakan bahwa penanganan sampah plastik sekali pakai adalah sesuatu yang sudah sepatutnya dikerjakan secara kolektif.

"Sampah plastik sekali pakai adalah masalah kita bersama. Karena itu, untuk mengatasinya pun perlu intervensi kita bersama. AIS Forum ingin menyerukan bahwa sudah saatnya kita menguatkan komitmen terhadap lingkungan," tutur dia.

Kolaborasi ini juga menghadirkan empat starup di bidang sustainable packaging yang menawarkan produknya terkait kemasan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Lebih dari 50 peserta diajak untuk bertemu dengan perusahaan rintisan tersebut untuk berdiskusi dan mengenal lebih lanjut tentang bentuk kemasan ramah lingkungan sehingga para penjual dapat terdorong dan terinspirasi untuk menggunakan kemasan lebih ramah lingkungan pada aktivitas perdagangannya di e-commerce.

Diharapkan para pelaku bisnis di e-commerce akan semakin sadar terhadap pentingnya aktivitas jual beli daring yang berkelanjutan, khususnya penggunaan kemasan paket yang lebih ramah lingkungan.

Selain itu, diharapkan adanya kolaborasi berkelanjutan di antara para pelaku UMKM dengan startup penyedia kemasan ramah lingkungan sehingga upaya untuk mendorong aktivitas jual beli daring yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan bisa terwujud.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya