Apa Itu Staking, Konsep Investasi Kripto yang Mirip Deposito

Ilustrasi representasi mata uang kripto.
Sumber :
  • ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic/Ilustrasi

Jakarta – Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Kementerian Perdagangan atau Bappebti Kemendag merilis laporan bahwa jumlah investor aset kripto di Indonesia telah mencapai 17,25 juta orang pada April 2023 dengan nilai transaksi sebesar Rp10,77 triliun.

Catat! Ini 5 Crypto yang Siap Dilirik di Bulan Desember 2024, Harganya Start Segini

Jumlah investor aset kripto itu meningkat sebanyak 11 ribu orang atau naik 0,64 persen dibandingkan Maret 2023 yang sebesar 17,14 juta orang. Selain itu, untuk memastikan investasi aman, penyedia platform juga harus memiliki izin staking kripto Bappebti.

Staking menjadi pilihan para investor kripto untuk mendapatkan passive income di tengah kondisi pasar yang minim pergerakan. Caranya, dengan mengunci token yang dimiliki pada periode waktu tertentu. Maka, investor akan mendapatkan reward atau imbalan.

Nabung di Deposito Bisa Dapat Bonus Saldo Tambahan? Coba Promo Bank Digital Ini!

Konsep staking mirip sama deposito, di mana aset yang dimiliki investor akan dikunci pada periode waktu tertentu. Nantinya, investor akan mendapat imbal hasil berupa bunga dari aset yang dikunci tadi setiap harinya. Adapun besaran imbal hasil tergantung dari masing-masing aset.

Staking juga dikenal sebagai salah satu cara meraih pendapatan pasif yang cenderung lebih stabil. Hal ini diyakini CCO Reku Robby mampu memperluas kesempatan masyarakat Indonesia untuk berinvestasi pada aset digital.

Cuan Maksimal! Bunga hingga 8,5 Persen dan Bonus Saldo Rp2 Juta dari Allo Bank

"Kami sudah lama menganalisa kegiatan staking di kripto. Termasuk berkolaborasi dengan Bappebti untuk membentuk ruang lingkup kegiatan pada awal bulan lalu. Konsep ini mungkin masih cukup asing untuk banyak masyarakat tapi kami terus berupaya memperluas pemahaman ini," ujarnya, melalui konferensi pers virtual, seperti dikutip VIVA Tekno, Kamis, 20 Juli 2023.

Data internal Reku melaporkan bahwa hampir 70 persen nasabah atau pengguna Reku yang sudah mencoba staking. Mereka menginvestasikan 100 persen koin yang dimilikinya ke dalam staking.

Menurut Robby, Reku yang merupakan platform pertukaran dan pasar kripto Indonesia itu resmi jadi platform pertama yang mendapatkan persetujuan tertulis untuk menjalankan staking dari Bappebti.

Reku bersama Bappebti melakukan banyak asesmen dari sejak 2022, mengenai bagaimana penanganan dalam pengawasan pelaksanaan mekanisme dan perlindungan terhadap konsumen untuk ruang lingkup kegiatan staking.

Dari sisi keamanan dan kenyamanan pengguna, Robby memberikan laporan staking dan unstaking secara streaming real-time setiap saat ke Bappebti untuk pengelolaan wallet staking di Reku.

"Kami juga memberikan transparansi di mana transaksi para pengguna dapat terlihat di blockchain melalui wallet address Reku (publicly verifiable by the users),” ungkap dia.

Staking secara internasional dipercaya menjadi salah satu cara mendukung perkembangan blockchain dan jaringannya. Dengan cara yang sama ini pula investor bisa mendapatkan imbalan yang terbilang cukup stabil dan tinggi dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya