Grab Mau PHK Besar-besaran Lagi
- Dok. Grab Indonesia
Jakarta – Grab Holdings Ltd sedang mempersiapkan putaran PHK terbesarnya sejak pandemi Covid-19 karena perusahaan tengah menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam layanan pemesanan kendaraan dan pengiriman makanan di seluruh Asia Tenggara.
Pengurangan akan diumumkan di minggu ini dan kemungkinan melampaui putaran 2020 yang menyusutkan staf sebesar 5 persen atau sekitar 360 karyawan, menurut orang yang mengetahui masalah tersebut. Angka terakhir sedang didiskusikan dan dapat berfluktuasi seiring perubahan kondisi.
Sementara Grab yang berbasis di Singapura memimpin pasar transportasi dan pengiriman di Asia Tenggara, perusahaan belum mencapai profitabilitas karena pengeluarannya untuk pertumbuhan dan persaingan dari pesaing seperti GoTo Group di Indonesia.
Saham Grab telah merosot sekitar 70 persen sejak debut pasar sahamnya di New York pada akhir 2021, meskipun telah mengurangi kerugiannya dan berjanji untuk melaporkan laba berdasarkan penyesuaian pada kuartal terakhir tahun ini.
Pemotongan tersebut menunjukkan bahwa Grab menyerah pada tekanan investor untuk pengurangan biaya yang lebih cepat. Grab lebih lambat memangkas biaya dibandingkan pesaing regional.
Saat GoTo dan Singapore Sea Ltd menghilangkan ribuan pekerjaan tahun lalu, Grab menahan diri dari PHK massal. Perusahaan menambahkan lebih dari 3.000 staf pada 2022, sebagian besar karena akuisisi jaringan supermarket Jaya Grocer, sehingga total karyawannya menjadi 11.000.
Seorang juru bicara Grab menolak berkomentar. Perusahaan juga menghadapi potensi pertumbuhan yang melambat karena pelanggan bergulat dengan tingkat inflasi yang lebih tinggi dan kenaikan suku bunga.
Sementara perusahaan melaporkan kerugian triwulanan yang lebih sempit bulan lalu, dikatakan bahwa nilai gross merchandise value (GMV) hanya tumbuh 3 persen dalam tiga bulan hingga Maret. Itu turun dari 24 persen untuk setahun penuh 2022.
Pertumbuhan pengguna juga melambat karena pesaing memikat pelanggan dengan promosi dan harga yang lebih rendah, seperti dikutip VIVA Digital dari situs The Star, Selasa, 20 Juni 2023.
Kerugian yang disesuaikan Grab sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi pada kuartal pertama menyempit menjadi US$66 juta atau Rp990 miliar dan analis memperkirakan kerugiannya akan terus menyusut.
Pada basis laba bersih, ini jauh dari profitabilitas. Sementara di kuartal pertama, kerugian bersihnya menyempit menjadi US$244 juta (Rp3,6 triliun) dari US$423 juta (Rp6,3 triliun) setahun sebelumnya.