Kinerja Induk Usaha Rumah.com Sedikit Terguncang

Chief Executive Officer and Managing Director PropertyGuru Group, Hari V Krishnan.
Sumber :
  • Dok. PropertyGuru

VIVA Tekno – Kinerja perusahaan rintisan teknologi perumahan (startup proptech) asal Singapura, PropertyGuru, positif meski mengalami sedikit 'guncangan' pada kuartal I 2023.

Bursa Asia Fluktuatif Seiring Kabar Bahagia dari Singapura di Awal 2025

Menurut Chief Executive Officer and Managing Director PropertyGuru, Hari V. Krishnan, Singapura dan Malaysia berhasil membuat kinerja induk usaha Rumah.com tersebut stabil di tengah kondisi pasar properti yang menantang di Vietnam.

Informasi saja, Vietnam menerapkan kebijakan moneter dalam upayanya mendinginkan aktivitas pasar real estat yang masif.

Kompol Dzul Fadlan Didemosi 8 Tahun Buntut Kasus Pemerasan WN Malaysia Nonton DWP

"Kami berhasil memonetisasi pasar penjualan yang kuat dan juga memanfaatkan kenaikan tarif sewa di Singapura. Untuk Malaysia, kami meraup keuntungan dari produk-produk yang baru diluncurkan dan pelaksanaan lebih lanjut dari strategi merek ganda. Vietnam menjadi tantangan utama karena kebijakan moneternya," ungkap Hari, melalui keterangan resminya, Sabtu, 27 Mei 2023.

Meski begitu, ia tetap optimis memasuki pertengahan tahun ini dalam memberikan solusi properti yang penting dan berbeda kepada para agen dan pelanggan perusahaan, sekaligus kesejahteraan serta peluang jangka panjang.

Ketua OJK Soroti Kontribusi Pasar Modal ke PDB RI, Masih Kalah dari Thailand hingga Malaysia

PropertyGuru.

Photo :
  • AsiaTechDaily

"Kami percaya bahwa tekanan ini akan mereda pada akhir tahun 2023 hingga awal tahun 2024. Kami terus mengelola operasi kami secara proaktif untuk memaksimalkan kinerja sambil meletakkan dasar untuk memanfaatkan saat pasar real estat Vietnam pulih," tuturnya.

Seperti diketahui, PropertyGuru mengumumkan laporan keuangan kuartal pertamanya yang berakhir pada 31 Maret 2023. Induk usaha Rumah.com ini membukukan kenaikan pendapatan sebesae 16 persen menjadi 33 juta dolar Singapura.

Sementara kerugian bersih tercatat sebesar 10 juta dolar Singapura dengan Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) yang disesuaikan adalah positif 0,2 juta dolar Singapura.

"Mengingat ketidakpastian makro, kami terus mengawasi biaya, terutama yang berkaitan dengan pengeluaran diskresioner. EBITDA Disesuaikan kami pada kuartal ini sejalan dengan kuartal pertama tahun 2022 meskipun telah memasukkan seperempat penuh biaya yang terkait dengan menjadi entitas publik," jelas Hari V. Krishnan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya