SiCepat Terapkan Teknologi Canggih dan Aplikasi untuk Hadapi Lebaran
- Pixabay/siala
VIVA Tekno – Untuk menghadapi lonjakan pengiriman barang saat puasa dan lebaran 2023 yang diprediksi angkanya naik 20 persen dari tahun lalu, perusahaan logistik SiCepat Ekspres mengaku telah mempersiapkan strategi dari sisi bisnis.
Chief Commercial Officer SiCepat Expres, Imam Sedayu Pusponegoro mengatakan bahwa pihaknya telah mempersiapkan berbagai kolaborasi untuk dapat menjangkau target market yang lebih luas.
Salah satunya, yakni bergabung ke dalam ekosistem Drop Point Bersama atau Droper melalui 7.775 titik yang tersebar di 25 wilayah Indonesia. Selain itu, mereka juga memaksimalkan kerja sama dengan TikTok Shop yang saat ini tengah popular sebagai salah satu platform belanja online.
“Dengan memanfaatkan jaringan Droper, kami harap dapat semakin memudahkan masyarakat untuk bisa menikmati layanan pengiriman terbaik,” ujarnya melalui keterangan resmi, dikutip Kamis 9 Maret 2023.
Perusahaan ekspedisi SiCepat Ekspres.
- SiCepat
Perusahaan juga melakukan pengembangan dari sisi digital melalui aplikasi SiCepat SuperApp, agar dapat terus memenuhi kebutuhan para konsumen.
Kesiapan SiCepat Ekspres menyambut momen Ramadhan juga ditunjukkan dari sisi operasional, baik tenaga manusia maupun infrastruktur. Termasuk, memanfaatkan teknologi canggih berupa mesin yang bisa menyortir secara otomatis.
Chief Operating Officer, Murwanto menuturkan bahwa mereka telah mengoptimalkan penyortiran paket menggunakan mesin sortir otomatis yang ada di empat wilayah, yaitu Jakarta, Tangerang, Bandung, dan Karawang.
“Mesin ini dapat menyortir hingga 100-130 ribu paket pada hari biasa, dan 350 ribu paket per hari pada peak season,” tuturnya.
Mesin yang khusus digunakan untuk pengirman paket reguler itu akan secara otomatis membagi paket berdasarkan kecamatan tujuan, dan mengarahkan ke karung yang sudah disiapkan untuk nanti dibawa ke tujuan.
Jangan Hanya Sekadar Konsumsi Teknologi
Wamenkomdigi Nezar Patria menekankan, keberhasilan pembangunan infrastruktur harus diimbangi dengan pemanfaatan konektivitas, bukan sekadar konsumsi teknologi.
