3 Momen yang Bikin Penjualan Properti 'Sepi'
- Sharia Compliant Personal, Business & Corporate Banking Emirates Islamic
VIVA Tekno – Industri properti di Tanah Air yang mengalami kebangkitan pascapandemi Covid-19 sepanjang tahun lalu, ditutup dengan siklus stagnasi pada akhir tahun.
Menurut Marine Novita, Country Manager Rumah.com, stagnasi terjadi dari sisi indeks harga maupun indeks suplai, serta penurunan permintaan.
Ia melihat bahwa stagnasi sebagai tren tahunan, di mana adanya tren kenaikan suku bunga dan tidak lepas dari kondisi makroekonomi secara global. Tren tahunan industri properti biasanya setiap akhir tahun pengeluaran masyarakat lebih banyak pada hal konsumtif.
"Karena, setiap akhir tahun masyakarat lebih memilih untuk merayakan Natal dan Tahun Baru, serta liburan bersama keluarga. Jadi, inilah penyebab turunnya minat terhadap pasar properti pada kuartal keempat tahun lalu," kata Marine, dalam keterangan resminya, Rabu, 1 Maret 2023.
Pascapandemi Covid-19 tren properti tampaknya mulai kembali pada siklus tahunannya. Sebelum pandemi, kuartal kedua dan keempat selalu menjadi kuartal yang ‘sepi’ pada sektor properti karena pada periode ini konsumen lebih fokus pada pengeluaran untuk konsumsi.
Marine menjelaskan jika pada kuartal kedua konsumen lebih fokus pada belanja Hari Raya Idul Fitri dan kegiatan mudik, konsumen pada kuartal keempat akan lebih fokus pada belanja dan liburan akhir tahun.
Tren ini direspons pengembang dengan menunda peluncuran unit baru dan menahan kenaikan harga.
“Alasan yang memperkuat keyakinan bahwa stagnansi pada kuartal keempat merupakan tren musiman, yang pertama adalah indeks harga dan suplai properti masih tetap menunjukkan kenaikan secara tahunan," papar dia.
Kedua, tren pencarian properti untuk harga di atas Rp1 miliar juga terus meningkat, yang artinya, daya beli konsumen masih tetap terjaga.
Meski begitu, ia melihat permintaan terhadap hunian pada kuartal IV 2022 masih didominasi oleh permintaan terhadap rumah tapak, yakni sebesar 92 persen dari total pencarian hunian.