Startup Tidak Perlu Lakukan PHK, Banyak Jalan Menuju Roma

Direktur Institute for Development Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad.
Sumber :
  • Misrohatun Hasanah

VIVA Tekno – Menteri Komunikasi dan Informatika atau Menkominfo Johnny G Plate baru-baru ini memberi tanggapan soal banyaknya startup yang melakukan efisiensi dengan cara pemutusan hubungan kerja (PHK).

Apa yang Dicari Investor? 10 Faktor Kunci yang Mempengaruhi Keputusan Investasi ke Startup

Menurutnya, startup harus punya solusi lain. Direktur Institute for Development Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad menjelaskan bahwa efisiensi merupakan hal yang biasa dalam persoalan manajemen.

Misalnya, efisiensi dengan mengurangi biaya marketing hingga memotong gaji direksi. "Itu perlu dilakukan supaya ketemu angka yang rasional karena demand pada waktu tahun kemarin tinggi sekali, pricing tinggi sekali padahal kondisi belum normal, duitnya masih banyak, dananya murah jadi penghargaannya tinggi," ujarnya di Jakarta, Kamis, 1 Desember 2022.

Mengenal Angel Investor: Pengertian, Jenis, Kelebihan, dan Kekurangannya untuk Bisnis Pemula

Ilustrasi PHK.

Photo :
  • VIVA.
UMP 2025 Naik 6,5 Persen, Pengusaha Ritel: Ini Berat tapi Harus Optimis

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa era normalisasi akan menuju titik keseimbangan baru. Jadi masih banyak jalan lain di berbagai dimensi tanpa harus melakukan layoff.

Bagi bisnis, mengurangi sumber daya manusia (SDM) memang dinilai yang paling mudah dan jadi langkah terakhir karena perusahaan bisa mencari alternatif baru yang mungkin bisa lebih murah dan hal tersebut yang seharusnya dihindari.

"Memang bagi perusahaan digital yang seperti ini (PHK) jadi cara mudah dari sisi manajemen, jadi cara instan karena biaya operasional di SDM itu mahal sekali," katanya.

PHK juga akan membuat citra perusahaan menjadi buruk. Contohnya seperti layanan teknologi keuangan yang mempunyai bubble besar di awal namun tipis, membuatnya mudah ditusuk oleh situasi guncangan.

Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), Bima Laga

Photo :
  • Misrohatun Hasanah

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga menyebut bahwa core business masih tumbuh dan berkembang sesuai dengan proyeksi Google dan Temasek pada tahun depan di mana kita masih bertumbuh dan berkembang.

"Tapi karena kinovasi startup selalu ada, dan inovasi dilakukan setelah rasionalisasi, terjadi lah efek-efek, langkah-langkah yang teman-teman lakukan (PHK)," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya