Anak Usaha Startup Proptech Singapura Menerawang Industri Properti Indonesia
- Dokumentasi Rumah.com.
VIVA Digital – Rumah.com, anak usaha perusahaan rintisan berbasis teknologi properti (startup proptech) asal Singapura PropertyGuru, melansir Indonesia Property Market Report Q4 2022 dan Property Market Outlook 2023.
Keduanya mengulas pertumbuhan indeks harga dan suplai di sepanjang tahun ini dan prediksi pasar properti pada tahun depan.
Marine Novita, Country Manager Rumah.com, mengklaim pasar properti nasional menunjukkan tren yang terus membaik pada 2022. Harga properti meningkat lebih pesat dibanding tahun sebelumnya. Demikian pula dengan permintaan pasar.
"Sejumlah kebijakan pemerintah menjadi salah satu faktor penting yang menjaga optimisme pasar properti di Tanah Air," kata dia, melalui keterangan resminya, Jumat, 25 November 2022.
Kebjakan tersebut mulai dari pelonggaran protokol kesehatan menjelang Hari Raya Idul Fitri 2022 serta suku bunga Bank Indonesia yang terus ditahan pada 3,5 persen dalam satu setengah tahun terakhir.
"Pelaku industri properti sebenarnya selalu optimistis dengan situasi pasarnya. Hanya saja, keputusan terkait rencana investasi masih sangat bergantung pada kebijakan pemerintah. Sepanjang tahun ini saya melihat pemerintah sudah mengambil langkah yang tepat," tuturnya.
Menurut data anak usaha startup proptech asal Singapura PropertyGuru ini mencatat pencarian properti sepanjang 2022 didominasi oleh pencarian properti kelas menengah atas, dengan harga mulai dari Rp1 miliar, yaitu sebesar 56 persen dari total pencarian properti di situsnya.
"Jumlah ini naik sebesar 1 persen dari kuartal sebelumnya dan naik 2 persen dibandingkan kuartal ketiga tahun lalu," papar Marine.
Ia menjelaskan bahwa faktor penting lainnya adalah Bank Indonesia memutuskan untuk memperpanjang kebijakan down payment (DP) Nol Persen atau pelonggaran rasio loan to value (LTV) dan financing to value (FTV) untuk kredit pemilikan rumah (KPR) serta pembiayaan properti hingga 31 Desember 2023.
Namun sayangnya, terkait kebijakan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan diperpanjang oleh pemerintah.
Adapun, pembangunan infrastruktur transportasi strategis seperti LRT Jabodetabek, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, berbagai ruas jalan tol masih menjadi faktor utama pendorong kenaikan harga properti di Jabodetabek.
Sejumlah wilayah di Jabodetabek mengalami kenaikan harga properti yang pesat. Kabupaten Tangerang mengalami kenaikan sebesar 28 persen secara tahunan pada kuartal ketiga tahun ini, sedangkan Depok dan Bogor mengalami kenaikan sebesar 10 persen secara tahunan pada periode yang sama.