Para Direksi Induk Shopee Rela Tak Digaji
- Sea Group
VIVA Tekno – Manajemen puncak dari perusahaan Sea Ltd tidak akan menerima gaji dan memperketat kebijakan pengeluaran perusahaan karena induk dari Shopee dan Garena itu mencoba melindungi diri dari perlambatan ekonomi yang mengancam perusahaan teknologi.
"Tim kepemimpinan telah memutuskan bahwa kami tidak akan mengambil kompensasi tunai sampai perusahaan mencapai swasembada," kata CEO Sea, Forrest Li dalam memo internal yang dikirim ke staf, beberapa hari setelah Sea menutup operasi di sejumlah pasar dan memangkas karyawan di seluruh divisinya.
"Kita sekarang dapat melihat bahwa ini bukan badai yang berlalu dengan cepat. Kondisi negatif ini kemungkinan akan bertahan hingga jangka menengah," tulisnya, melansir dari situs The Star, Kamis, 15 September 2022.
Dalam surat 1000 kata-nya, miliarder itu berbicara langsung tentang perjuangan Sea di era kenaikan suku bunga, percepatan inflasi dan pasar yang bergejolak. Perusahaan telah kehilangan sekitar US$170 miliar dari nilai pasar.
“Dengan investor yang melarikan diri, kami mengantisipasi keadaan di masa depan yang berpotensi tidak dapat mengumpulkan dana di pasar,” katanya, menegaskan kembali bahwa tujuan utama perusahaan untuk 12 hingga 18 bulan ke depan adalah untuk mencapai arus kas positif sesegera mungkin.
Perusahaan akan membatasi perjalanan bisnis dengan menggunakan tarif penerbangan kelas ekonomi, dengan biaya makan perjalanan dibatasi hingga US$30 atau Rp447 sehari.
Raksasa teknologi yang berbasis di Singapura ini juga akan membatasi pengeluaran menginap di hotel untuk perjalanan bisnis hingga US$150 atau Rp2,2 juta per malam dan memotong penggantian untuk tagihan makan dan hiburan.
"Satu-satunya cara bagi kami untuk membebaskan diri dari ketergantungan pada modal eksternal adalah menjadi mandiri, menghasilkan cukup uang untuk semua kebutuhan dan proyek kami sendiri," kata Li.
Sea menghadapi tekanan yang meningkat. Sementara konsumen 'berhati-hati' saat belanja online karena kenaikan suku bunga dan harga yang membebani ekonomi. Sedangkan investor menjadi kurang bersedia membiayai pertumbuhan tanpa keuntungan.
Setelah bergulat dengan serangkaian kemunduran luar biasa tahun ini, perusahaan ingin mengambil langkah signifikan untuk beralih dari pertumbuhan tak terkendali ke profitabilitas.