Alibaba Guyur Smartfren Rp1,5 Triliun
VIVA Tekno – Raksasa teknologi asal China, Alibaba, kabarnya berniat untuk berinvestasi di salah satu operator telekomunikasi Indonesia, PT Smartfren Telecom Tbk yang merupakan bagian dari Sinar Mas Group, dengan nilai kesepakatan yang diperkirakan akan bernilai lebih dari US$100 juta (Rp1,5 triliun), mengutip dari situs Nikkeiasia, Kamis, 28 Juli 2022.
Dengan potensi investasi, Alibaba nampaknya akan memperdalam eksposurnya di pasar Indonesia dengan memanfaatkan salah satu konglomerat terbesar di negara itu dengan ekosistemnya yang luas yang mencakup komunikasi dan teknologi, kertas, agribisnis, layanan keuangan, dan infrastruktur.
Alibaba berencana untuk bermitra dengan konglomerat di pasar Asia Tenggara pada saat grup tersebut tengah menghadapi pengawasan ketat peraturan di pasar dalam negerinya.
Alibaba sebetulnya telah hadir di Indonesia melalui PT Akulaku Silvrr Indonesia yang merupakan bagian dari e-commerce dan keuangan digital Akulaku Group. Adapun, Akulaku saat ini mengendalikan 25,66 persen dari pemberi pinjaman digital Indonesia Bank Neo Commerce.
Investasi yang diusulkan Alibaba di ekosistem Sinar Mas mengikuti masuknya terakhir baru-baru ini sebagai pemegang saham ke pemain fintech Dana, suatu perusahaan patungan antara konglomerat Indonesia Emtek dan Ant Financial Alibaba.
Kabarnya, kesepakatan antara Alibaba dan Smartfren kemungkinan akan segera diumumkan dalam waktu dekat. Meskipun investasi yang diusulkan oleh Alibaba mungkin baru, Smartfren sebelumnya juga telah menandatangani kesepakatan dengan unit yang terkait dengan ekosistem perusahaan teknologi China tersebut.
Tepatnya, pada Desember tahun lalu, Smartfren mengumumkan joint venture antara anak perusahaannya PT SF Digital Commerce dan Fonixtree Digital Singapore Ltd. (FDSL) yang dimana, FDSL sendiri berafiliasi dengan Whale Cloud Technology, bagian dari ekosistem Alibaba dan mitra penting dari layanan perangkat lunak Alibaba Cloud, kata Direktur Smartfren Antony Susilo dalam pengajuan BEI saat itu.
Saat ini, pasar telekomunikasi Indonesia didominasi oleh tiga pemain utama yang meliputi, Telkomsel, XL Axiata dan Indosat Ooredoo.
Adapun, ekosistem Telkom mencakup perusahaan menara Mitratel, sebuah perusahaan telekomunikasi di bawah Telkomsel;Â dompet digital LinkAja;Â dan pusat data neuCentrIX.
Sementara itu, pada tahun ini, Indosat Ooredoo memperluas ekosistemnya dengan bergabung dengan Hutchison 3 Indonesia dalam kesepakatan senilai US$6 miliar (Rp89,5 triliun).
Secara terpisah, Axiata Group dan XL Axiata mengakuisisi lengan Link Net milik Lippo dengan harga sekitar US$590 juta (Rp880 miliar).
Adapun, Smartfren meraih keuntungan dalam tiga bulan pertama tahun 2022 ditopang oleh pendapatan yang lebih tinggi. Perseroan mencatatkan keuntungan sebesar US$1,7 juta (Rp24,98 miliar) pada periode Januari-Maret, dibandingkan kerugian sebesar Rp 396,83 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.