Gaji Pekerja IT Melonjak Usai Kursus di Platform Ini
- VIVA/Muhammad Naufal
VIVA – Situs pencari kerja indeed.com menyebut ada kesenjangan antara jumlah lowongan yang terbuka dan jumlah lulusan. Setidaknya, ada 600 ribu lowongan tenaga kerja setiap tahun, sedangkan jumlah lulusan universitas hanya 50 ribu per tahun.
"Jadi, untuk setiap CV (daftar riwayat hidup) ada 12 lowongan yang dibuka sehingga menghasilkan perbedaan yang drastis," kata Pendiri dan Kepala Eksekutif Refocus Education Project, Roman Kumay Vyas, Kamis, 2 Juni 2022.
Bukan hanya kurang dari sisi kuantitas, namun kurangnya pelamar kerja yang berkualitas juga dianggap menghambat pertumbuhan perusahaan di Indonesia.
Sementara itu institusi pendidikan lokal dinilai tidak dapat mengatasi permintaan yang tinggi dari perusahaan. Dengan begitu, pengusaha Indonesia harus mempekerjakan orang dari negara lain yang memenuhi syarat untuk pekerjaan tersebut.
Platform pendidikan online Refocus mengklaim mencetak satu juta tenaga kerja di bidang Informasi dan Teknologi (IT) melalui kursus online dan dukungan karir bagi masyarakat di Asia Tenggara untuk memulai karir IT-nya.
Roman mengatakan perkembangan teknologi digital, otomatisasi dapat menggantikan 23 juta pekerjaan di Indonesia pada 2030.
"Jika penduduk Indonesia diberi kesempatan mengenyam pendidikan berkualitas, akan ada 23 juta hingga 46 juta pekerjaan baru dapat tercipta," tuturnya.
Ia mengaku memiliki pelanggan yang pendapatan bulanannya rata-rata dari Rp4 juta meningkat menjadi Rp14 juta per bulan usai kursus di Refocus dan melalui dukungan karir sebagai IT.
Refocus menyasar kelompok usia 20-40 tahun, bukan hanya pelajar, dengan paket pendidikan berdurasi 9 bulan, sekitar 5 jam per pekan, dengan biaya sekitar US$60 (Rp8,7 juta) per bulan.
Menariknya, para peserta Refocus akan banyak belajar tentang studi kasus kerja nyata supaya siap dengan dunia kerja, khususnya IT. Kemudian, ada dukungan bagi siswa selama 24/7 termasuk mencarikan pekerjaan melalui pusat karir yang dimilikinya.
Sementara itu, pengamat startup Ignatius Untung mengatakan guna mencapai transformasi digital perusahaan akan membutuhkan seorang profesional yang mahir di dunia teknologi dan digital.
"Perusahaan akan mencari kandidat dengan keahlian di bidang teknologi, digital, dan e-commerce. Tenaga kerja dengan keterampilan membuat kecerdasan buatan (AI), otomatisasi, pengalaman menangani pelanggan dan pengembangan produk akan sangat dibutuhkan ke depannya," ungkap dia.
Di sisi lain, menurut Director of Digital and Technology dari Michael Page, Imeiniar Chandra, dalam mencari pekerjaan, karyawan semakin tegas menentukan pilihan mereka.
Perusahaan tidak bisa lagi menarik dan mempertahankan talenta tanpa menerapkan faktor-faktor pendukung lain. "Talenta-talenta semakin mementingkan budaya perusahaan, tujuan perusahaan dan kepemimpinan dibandingkan merek perusahaan dan promosi," jelasnya.