Gen-Z Antusias dengan Dunia Virtual Metaverse
- ABC News - Walt Disney
VIVA – Metaverse menjadi salah satu teknologi tiga dimensi, yang saat ini sering jadi pembicaraan karena memungkinkan seseorang untuk menjelajah dunia virtual seolah kehidupan nyata.
Penerapannya bisa dilakukan di hampir semua bidang, mulai dari bisnis, ekonomi, pendidikan, teknologi informasi, hingga hiburan. Kalangan modern terutama generasi Z atau Gen-Z, menjadi yang paling banyak menikmati dunia virtual yang mendekati nyata tersebut.
Metaverse sendiri lahir dari istilah yang diciptakan seorang penulis kelahiran Maryland, Amerika, Neal Stephenson. Ia mengarang novel bertajuk Snow Crash, yang diterbitkan pada 1992.
Secara umum, meteverse diartikan sebagai dunia virtual yang memungkinkan penggunanya saling terhubung. Selain bisa berkomunikasi, bekerja, bermain, antar pengguna juga dapat bertransaksi layaknya di dunia nyata.
Ada beberapa elemen teknologi yang dilibatkan di dalamnya, termasuk virtual reality, augmented reality dan video. Dengan gabungan itu, pengguna bisa menikmati konser, konferensi hingga perjalanan keliling dunia tanpa harus beranjak dari kursi.
Untuk mengetahui lebih rinci mengenai persepsi Gen-Z akan metaverse, Advisia bersama dengan WIR Global meluncurkan White Paper Project mengenai Metaverse. Di samping untuk mengulik persepsi Gen Z, proyek ini juga berupaya menjelajahi kegunaannya secara optimal, serta menghasilkan wawasan yang dapat ditindak-lanjuti.
Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel dari 194 responden berusia 18-24 tahun. penelitian ini menunjukkan, bahwa sebanyak 62,9 persen responden memiliki minat terhadap kepemilikan alat realitas virtual.
Sementara itu, 3,76 persen responden telah memiliki alat realitas visual. Dari hasil penelitian tersebut, terdapat 69,35 persen pemuda Indonesia yang disurvei menunjukkan sikap positif terhadap metaverse serta 65,81 persen di antara responden bersedia mengeluarkan uang untuk metaverse.
Pendiri Advisia, Sandy Permadi berharap agar perusahaan-perusahaan saat ini memanfaatkan respons positif kaum Gen-Z terhadap metaverse dengan tepat.
"Harapannya, mereka dapat melakukan penetrasi ke metaverse serta mengadopsinya dengan lebih tepat," ujarnya melalui keterangan resmi, dikutip Minggu 15 Mei 2022.
Sandy menuturkan, ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan masa depan yang sedang berkembang.
"Di antaranya melakukan penilaian ekstensif, menerapkan pendekatan berbasis fakta dan mengembangkan strategi untuk memasuki pasar metaverse,” ungkapnya.