Plus Minus Masuk Kerja Lewat Koneksi 'Orang Dalam'

Ilustrasi bekerja.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat jumlah pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 8.746.008 orang pada Februari 2021.

Jumlah tersebut meningkat 26,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ironisnya, 999,543 orang di antaranya merupakan tamatan universitas/perguruan tinggi.

Melihat permasalahan tersebut, startup berbasis perencanaan keuangan Sribuu menggelar diskusi online dengan topik #BukaKuasa di Dunia Kerja: Sukses Berkarier ala Vina Muliana.

Ia merupakan seorang HR Senior Associate di BUMN, peraih TikTok Awards 2021 karena kontennya yang menarik perhatian jutaan followers, dan salah satu penerima Forbes 30 under 30 pada tahun ini.

Vina pun tidak segan membagi tips bagi fresh graduate atau yang baru lulus kuliah yang sedang mencari pekerjaan atau sedang memasuki tahap awal berkarir.

Pertama, 3R untuk menentukan minat karir. Tidak langsung menemukan passion, ternyata Vina juga sempat merasa salah memilih jurusan perkuliahan.

Oleh karena itu, ia melakukan Research, atau mencari tahu lebih lanjut tentang bidang karir yang sekiranya menarik. "Bisa dengan cara mencari referensi dari internet, sampai berbincang dengan orang lain yang menekuni bidang tersebut," ungkapnya, Kamis, 12 Mei 2022.

Kemudian Reflect, atau meninjau kembali bidang karir yang akan kamu ambil. Jadi, pastikan sesuai dengan kompetensi dan minat.

Terakhir Realign, yaitu meyakinkan lagi bahwa bidang karir yang akan diambil sudah sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Membawa Inspirasi ke Ruang Kerja, HR sebagai Pendorong Kesejahteraan Karyawan

Kedua, menerapkan 3C sebagai modal utama memulai karir. Dimulai dengan Clarity, kemampuan untuk mengidentifikasi arah minat karir.

Untuk dapat melakukan ini, Vina menyarankan untuk menyisihkan waktu untuk mengobrol dengan diri sendiri, dan berdiskusi dengan orang terdekat.

Minggu Malam Jadi Neraka? Ini Alasan 45% Karyawan Sulit Tidur karena Cemas

Berikutnya Competitiveness, yaitu bagaimana kita dapat bersaing dengan ratusan bahkan ribuan pelamar kerja lainnya. Hal ini bisa ditingkatkan dengan mengikuti webinar, kursus, volunteer, dan juga magang. Terakhir Connections, yaitu membangun relasi.

Ketiga, ‘orang dalam’ bukanlah suatu hal yang negatif. Sebutan ‘orang dalam’ di dunia kerja sering kali dianggap menjadi suatu hal yang negatif.

Toxic Workplace? Selamatkan Dirimu dengan Tips Ini!

Padahal nyatanya memiliki ‘orang dalam’ di suatu perusahaan tidak selalu menjadi satu-satunya faktor yang mempengaruhi kesuksesan seseorang mendapatkan suatu pekerjaan atau promosi.

"Jangan pernah berpikir bahwa orang yang punya ‘orang dalam’ ini bisa langsung masuk ke suatu perusahaan tanpa prosedur," tegas Vina. Sebab, dalam sebuah perusahaan yang mengambil keputusan bukan hanya satu orang saja.

"Jadi, kalau si pelamar pekerjaan yang memiliki ‘orang dalam’ ini tidak memenuhi kualifikasi perusahaan, ya, dia enggak akan bisa diterima," paparnya. Vina menambahkan, ‘orang dalam’ bahkan sesuatu yang harus dimiliki saat memulai karir.

"Kita semua itu pasti punya ‘orang dalam’ kok. Kitanya saja yang terkadang belum bisa memaksimalkannya. Balik lagi konteks ‘orang dalam’ di sini jangan dianggap negatif ya," tutur Vina.

Pada kesempatan yang sama, Pendiri dan Kepala Eksekutif Sribuu Nadia Amalia mengaku telah membantu 'Sobat Sribuu' untuk menganggarkan, mencatat, dan menganalisa keuangan tanpa dikenakan biaya.

"Karena, kami sudah menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI), sehingga mereka dapat membuat keputusan finansial yang cerdas untuk masa depan," ujar dia.

Sejak merilis aplikasi Sribuu versi beta pada 2021, Sribuu telah memiliki lebih dari 250 ribu pengguna di Indonesia.

Rata-rata pengguna Sribuu dapat menabung 30 persen lebih banyak dari sebelumnya. Sribuu didanai oleh BEENEXT dan beberapa founders AyoConnect, Fabelio, Kopi Kenangan, dan Kudo sebagai angel investor.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya