Maksimalkan Media Sosial untuk Menghasilkan Cuan

Ilustrasi media sosial.
Sumber :
  • Unsplash

VIVA – Kemajuan teknologi digital, termasuk media sosial atau medsos, kini semakin dimaksimalkan untuk segala kebutuhan. Tidak hanya untuk berkomunikasi, namun juga menjaga eksistensi hingga menjalankan bisnis.

Calvin Verdonk Buka Suara, Si Kalem Timnas Indonesia Itu Tak Mau Manfaatkan Media Sosial untuk Cari Uang

Terlebih lagi ketika pandemi COVID-19 menghantam, hampir semua aktivitas dilakukan menggunakan teknologi.

Dari situlah pada akhirnya kemudian media sosial menjadi pilihan yang sering digunakan oleh brand untuk meluaskan produk.

Tuai Sorotan Usai Unggah Video dengan Fadil Jaidi, Fuji: Kangen Kamu Banget

Pada akhirnya bermunculan para influencer, content creator, atau pun key opinion leader (KOL) yang berlomba-lomba dalam hal kreativitas dalam menyuguhkan konten.

Bicara soal pertumbuhan media sosial di Indonesia, berdasarkan laporan We Are Social, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 191 juta orang pada Januari 2022.

IHSG Diprediksi Anjlok, Intip Rekomendasi Saham Potensial Cuan Kamis 14 November 2024

Jumlah itu telah meningkat 12,35 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 170 juta orang.

Sementara itu mengutip data dari AnyMind Research, beberapa negara di Asia Pasifik, seperti Indonesia, Jepang, Filipina, Taiwan, dan Thailand, mengalami pertumbuhan 66 persen selama 2021 dalam jumlah influencer makro (influencer dengan jumlah follower 100 ribu sampai 1 juta).

Kebutuhan akan talenta-talenta media sosial yang telah menjadi industri tersebut diprediksi masih akan masih berlangsung dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini diakui oleh Diego Christian, influencer yang juga pendiri KOL management bernama Aru Palaka Management.

Ia melihat bahwa brand-brand saat ini banyak bekerja sama dengan influencer melalui media sosial karena pasar melihat karakter seseorang dari medsos, sehingga hal itu pula yang kemudian diseriusi olehnya.

“Awal saya bikin medsos memang enggak kepikiran buat jadi cuan. Namun, karena saya rajin bikin postingan tentang hal-hal yang saya suka, sekitar dua tahun baru dilirik brand dan bisa jadi cuan," katanya, Rabu, 30 Maret 2022.

Diego mengaku saat pertama dilirik brand bukan dibayar sama uang tapi barter dengan produk. "Mulai jadi cuan kalau enggak salah per story aku dibayar Rp150 ribu, per feed Instagram Rp300 ribu. Mulai dari situlah kemudian banyak berdatangan online shop dan brand," tutur dia.

Sampai akhirnya, lanjutnya, datang sebuah brand skincare yang nilai kerja samanya mencapai Rp95 juta.

"Padahal aku bukan skincare influencer. Dari situ lalu menganalisa bahwa sekarang ini pasar lebih melihat ke karakter sehingga brand apapun bisa asalkan nge-link dengan karakter kita,” papar Diego.

Lalu, bagaimana caranya bisa memaksimalkan media sosial yang kita miliki sehingga bisa menghasilkan cuan?

"Menjadi diri sendiri saja. Karena pribadi kita cuma ada satu di dunia. Cari the best version of yourself. Share your interest. Banyak yang merasa terhibur ketika kita posting tentang liburan misalnya, seolah-olah membawa follower kita sedang liburan online bersama kita," jelasnya.

"Kita posting semua yang mata kita suka dan biarkan orang melihat dari kacamata kita, cara kita melihat dunia dan bagaimana kita bercerita ke orang-orang. Tanpa kita sadari, kita menjadi role model buat mereka juga. Setelah itu nanti lambat laun brand-brand akan melirik kita," ungkap Diego, seraya membagi tips.

Dalam kesempatan yang sama, Head of Marketing Kredit Pintar Willy Apriando menanggapi positif apa yang disampaikan Diego Christian.

Menurutnya, sebagai milenial yang sukses membangun bisnis di industri kreatif tentu bukan perkara mudah bagi Diego untuk me-manage keuangan.

"Ya, sesuatu yang genuine, tidak dibuat-buat dan relate dengan cerita keseharian di kehidupan nyata. Lebih disukai karena relevan. Diego Bersama management talent-nya disukai banyak orang karena hal-hal seperti itu," papar Willy.

Ia menambahkan jika Kredit Pintar tidak hanya dapat digunakan untuk konsumsi namun juga sebagai solusi pinjaman produktif. Seperti belanja online, UMKM, atau misalkan konsumen mulai membenahi media sosialnya lalu membutuhkan perlengkapan pendukung seperti kamera, laptop atau lighting, Kredit Pintar bisa menjadi solusi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya