'Burnout' Banyak Dialami Pekerja Indonesia, Apa itu?

Ilustrasi stres.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Akademisi dan praktisi bisnis Rhenald Kasali mendefinisikan strawberry generation sebagai generasi yang penuh dengan gagasan kreatif, tetapi cenderung rapuh atau 'gampang mengkerut', seperti layaknya buah stroberi.

5 Kebiasaan Penyebab Uang Cepat Habis di Akhir Tahun, Nomor 3 Pasti Pernah Kamu Lakuin!

Hal ini tentu ada sisi baiknya. Generasi yang sering menggunakan kata-kata toxic relationship, burnout, dan healing ini pun memang lebih sadar akan pentingnya kesehatan mental.

Burnout yang sering disebut-sebut oleh strawberry generation ini ternyata banyak dialami oleh banyak pekerja di Indonesia.

Hindari Boros! 5 Tips Cerdas Atur Keuangan Rumah Tangga di Tengah Tren Belanja Online

Berdasarkan data yang diolah menyebutkan bahwa 77,3 persen pekerja di Indonesia mengaku pernah mengalami burnout.

Bahkan, studi dari Montreal University menemukan jika wanita lebih berisiko mengalami burnout dalam pekerjaan dibandingkan pria karena cenderung mendapatkan posisi yang lebih kecil dan lebih mudah frustasi.

Selain Ampuh Menurunkan Berat Badan, 5 Manfaat Jalan Kaki dengan Metode 6-6-6

Masalah finansial pun dapat menambahkan stres yang terjadi dalam kehidupan pekerja wanita di Indonesia.

Faktanya, data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada 2019 menyebut indeks literasi keuangan perempuan masih lebih rendah dari laki-laki, yaitu 36,13 persen.

Kepala Eksekutif Sribuu Nadia Amalia mengatakan, maksud literasi keuangan ini sangatlah mudah untuk dipahami. Simple-nya, bagaimana seseorang bisa mengerti kondisi keuangan dan memahami pengeluaran sehari-sehari.

"Literasi keuangan, kalau kita ambil singkatnya itu sebenarnya bagaimana kita bisa mengerti kondisi keuangan kita dan digunakan untuk apa," kata dia, Selasa, 29 Maret 2022.

Sementara Head of Funding Amartha Joviana Aprilia menjelaskan investasi harus disesuaikan dengan pendapatan dan tujuan keuangan setiap perorangan.

"Misalnya, memiliki gaji Rp3 juta. Maka, hal itu harus dilihat dari seberapa perlu kita untuk memenuhi kebutuhan primer, sekunder, dan dana darurat. Barulah setelah itu untuk investasi. Jangan dipaksakan harus besar persentasenya. Bisa mulai dari 10 persen dahulu," ungkapnya.

Soal burnout, Agata Paskarista, seorang content creator, career coach dan mental health practitioner, punya penjelasan. Ia mengatakan burnout sebagai bentuk kelelahan yang disebabkan oleh perasaan kewalahan yang terus-menerus.

Lelah pada kehidupan sangat wajar, tetapi jika terjadi terus-menerus maka akan berubah menjadi burnout yang terjadi akibat stres yang berlebihan,” papar dia. Lantas, bagaimana cara menghindari burnout?

Tingkatkan kemampuan adaptasi

Selama masa pandemi COVID-19 tercatat bahwa tingkat stres pekerja meningkat. Hal ini disebabkan karena banyak perubahan yang terjadi. Maka dari itu, dengan mengembangkan kemampuan untuk beradaptasi maka situasi bisa dihadapi tanpa burnout.

Kenali emosi diri

Sering kali terkena burnout karena tanpa disadari mengabaikan sinyal-sinyal stres yang sudah diberikan oleh tubuh. Mulai kenali tanda-tanda kecil yang terjadi seperti cepat lelah, perubahan sikap menjadi lebih negatif, berkurangnya fokus dalam bekerja, dan tanda-tanda lainnya.

Untuk itu disarankan memperbanyak olahraga, konsumsi makanan yang lebih sehat, serta mencari dukungan dari orang-orang terdekat.

Jangan terlalu memikirkan masa depan

Burnout sering terjadi karena penumpukan stres yang terkadang tidak disadari. Stres ini tidak jarang terjadinya karena memikirkan hal yang belum pasti terjadi di masa depan.

Mulailah untuk memfokuskan diri untuk melakukan kegiatan yang akan dilakukan hari ini. Biasakan menerapkan one thing at a time untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau masalah.

Lalu, bagaimana cara mengatasi burnout?

Luangkan waktu

Jika sudah merasa terlalu lelah dengan pekerjaan, luangkanlah waktu saat weekend untuk bersantai.

Usahakan tidak memikirkan pekerjaan sama sekali

Melakukan self care seperti berolahraga, makan makanan sehat, sampai memberikan reward sesekali terhadap diri sendiri, merupakan hal yang dapat dilakukan untuk menghindari burnout.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya