Begini Caranya agar Karya Seniman Indonesia Mejeng di Times Square
- Wired
VIVA – Keberadaan non-fungible token (NFT) terdengar asing bagi sebagian orang Indonesia, kendati sudah populer secara global. Padahal, NFT punya andil besar untuk meningkatkan nilai beragam karya dari para seniman.
Lantas, bagaimana cara kerja NFT? Secara teknis, NFT adalah aset digital yang menggambarkan obyek asli seperti karya seni atau karakter yang terdapat pada game dan video.
Bahasa sederhananya, NFT mengubah aset digital dan jenis barang koleksi lainnya menjadi satu-satunya, sehingga karya seni tersebut bisa diverifikasi keasliannya dan mudah diperdagangkan melalui Blockchain.
Artinya, transaksi jual beli aset digital melalui NFT menggunakan mata uang kripto (cryptocurrency), yang pada akhirnya tetap bisa dikonversi menjadi mata uang konvensional.
Lalu, atas setiap karya seni, hanya ada satu NFT dan hal itu ditunjukkan lewat kode identitas yang unik. Dengan cara kerja sepert ini maka NFT bisa difungsikan sebagai penanda orisinalitas dari sebuah karya.
Di sisi lain, hasil karya seniman Indonesia sering kali dipandang sebelah mata. Seandainya mendapatkan pengakuan sekalipun, mahakarya mereka dengan mudah dibajak atau diduplikasi oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Dengan adanya NFT, karya seni sekaligus profesi seniman bisa lebih dihargai. Selain mendapatkan pengakuan, NFT juga membantu mereka untuk mendapatkan uang. Di sinilah Superlative Secret Society (SuperlativeSS) berperan.
Didirikan oleh empat anak muda, Superlative Secret Society resmi menjadi pendatang baru dunia cryptocurrency asli Indonesia yang menjual karya di platform OpenSea sejak September 2021. Selain itu, Superlative Gallery resmi diluncurkan di Legian, Badung, Bali untuk lebih menandai eksistensinya di Tanah Air.
"Superlative Gallery merupakan galeri NFT offline pertama di Indonesia. Kami bangga dapat mengakomodir para seniman Indonesia untuk bergabung dan berkembang bersama di era aset digital seperti NFT," kata Ilustrator dan Pendiri SuperlativeSS, Arif Wijaksana, usai peresmian Superlative Gallery di Legian, Bali, Selasa, 11 Januari 2022.
Superlative Gallery dirancang untuk mewadahi para seniman dan kolektor item NFT dari seluruh dunia karena selama ini interaksi hanya dilakukan secara online.
Dengan adanya Superlative Gallery membuat para holder atau investor dapat saling berbagi informasi sekaligus mengedukasi cara kerja NFT kepada semua orang, khususnya seniman lokal.
Arif juga berharap dapat berkontribusi lebih banyak untuk memajukan kreativitas industri serta aset digital, serta menghidupkan kembali sektor pariwisata lokal melalui hasil karya seniman Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Pendiri dan CEO SuperlativeSS, Prasetyo Budiman, mengaku ingin menjangkau audiens lebih luas lagi.
Menurutnya, karya seniman Indonesia akan terpampang di Times Square, New York, Amerika Serikat (AS) dengan durasi tayang selama 1.35 menit selama 7 hari melalui SuperlativeSS.
"Antusiasme para holder dan penikmat karya seni SuperlativeSS akan dijawab melalui teaser REPUS yang akan ditampilkan bersamaan dengan pembukaan Superlative Gallery," tutur Prasetyo.
REPUS merupakan koleksi terbaru NFT seri kedua dari SuperlativeSS. Beberapa karya seni dan original poster NFT SuperlativeSS sudah terdaftar hak ciptanya di HaKI (Hak Kekayaan Intelektual) dan saat ini sudah mendaftar untuk sertifikasi merek dagang resmi.