Startup Fintech Ini Rela 'Blusukan' ke Pulau Terpencil
- Erpinnews
VIVA – Startup fintech peer-to-peer (P2P) lending, Asetku, mengumumkan telah menerima Izin Usaha Perusahaan Penyelenggara Pinjam Meminjam Berbasis Teknologi Informasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berdasarkan Keputusan Anggota Dewan Komisioner OJK Nomor: KEP-123/D.05/2021 Tanggal 23 Desember 2021.
Status P2P lending berizin dari OJK ini akan menjadi validasi bahwa proses operasional yang berjalan di perusahaan akan berazaskan prinsip akuntabilitas dan transparansi dan akan selalu berada di bawah payung aturan OJK.
“Pemberian status P2P lending berizin dari OJK merupakan salah satu bukti komitmen AsetKu untuk selalu memberikan pelayanan finansial secara nyaman dan efisien," kata Direktur Utama AsetKu, Jimmi Adhe Kharisma, Kamis, 6 Januari 2022.
Ke depannya, ia berharap dapat terus meningkatkan kepercayaan masyarakat akan pelayanan, serta dapat menjadi pengingat dan pendorong semangat untuk senantiasa memberikan yang terbaik bagi masyarakat Indonesia.
“Kami juga berkomitmen untuk tidak hanya memberikan akses kemudahan dalam pelayanan finansial, namun juga turut serta berkontribusi terhadap pendidikan di Indonesia," papar Jimmi.
Bukan itu saja. Asetku bersama Runcing Foundation memberikan beasiswa untuk membantu pendidikan puluhan anak yang kurang mampu di Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Papua.
Menurut data dari Kementerian Pendidikan dan Budaya, NTB, NTT, dan Papua berkontribusi sebesar 24,7 persen dari siswa putus sekolah dari seluruh Indonesia. Siswa putus sekolah ini meliputi tingkat pendidikan wajib belajar.
Hal tersebut mendorong AsetKu untuk berkontribusi membantu 50 anak yang kurang mampu melalui Program Beasiswa NusantaraKu - Kegiatan Amal Terangi Jalan Menuju Sekolah.
“Putus sekolah karena biaya tidak seharusnya menjadi cara hidup anak-anak. Duduk dan belajar di ruang kelas yang terang, mendapatkan pengetahuan baru di pulau terpencil adalah harapan mereka dan juga kami," tuturnya.
AsetKu bersama Runcing foundation memberikan fasilitas berupa biaya sekolah, biaya hidup, akomodasi dan biaya kegiatan sebesar Rp200 juta untuk siswa kurang mampu di NTB, NTT, dan Papua.
Program ini akan berjalan selama 1 tahun selama 2022, yang dimonitor langsung dengan kunjungan ke sekolah-sekolah oleh Runcing Foundation dan mitra lokal.