Kini Ada 'Kitab Suci' untuk Startup
- Freepik
VIVA – Indonesia menempati peringkat ke lima negara dengan startup terbanyak di dunia. Demikian menurut data Startup Ranking 2021. Di Asia Tenggara, Indonesia juga dinilai memiliki ekosistem bisnis rintisan alias startup teknologi paling bernilai.
Antusiasme mendirikan startup sangat terlihat di kalangan anak-anak muda Indonesia, terutama mahasiswa. Pada berbagai ajang pembinaan, kompetisi ide bisnis, maupun penghargaan bagi startup yang baru didirikan selalu ramai diminati peserta.
Momentum ini mendasari Masyarakat Industri Kreatif TIK/Digital Indonesia (MIKTI) meluncurkan buku referensi untuk para pegiat startup bernama Startup Tools.
Buku ini merangkum berbagai jenis perangkat atau kerangka kerja yang dapat dijadikan rujukan oleh praktisi, baik yang bergerak di bisnis startup maupun di bisnis lainnya secara umum, serta program inkubasi startup dan pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi.
Kerangka kerja tersebut dikelompokkan ke dalam tahapan startup antara lain problem solution fit, product launch fit, product market fit, hingga business model fit.
“Banyaknya antusiasme masyarakat untuk mendirikan startup memerlukan sebuah referensi yang bisa dijadikan panduan. Referensi yang berkualitas sekaligus mudah diaplikasikan dalam konteks Indonesia," kata Ketua Umum MIKTI, Andy Zaky, Selasa, 21 Desember 2021.
Ia melanjutkan, Startup Tools bisa digunakan oleh mereka yang memang akan atau sedang menjalankan bisnis startup maupun akademisi dalam membimbing para mahasiswa dalam mewujudkan ide startup.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika, Mira Tayyiba, mengapresiasi inisiatif MIKTI dalam menerbitkan buku Startup Tools.
Menurutnya, semakin meningkatnya antusiasme mahasiswa terhadap dunia startup membutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk membimbing mereka dalam perjalanan mewujudkan ide-idenya.
“Referensi yang berkualitas tentang bagaimana membangun startup juga sangat dibutuhkan. Dengan demikian akan melahirkan talenta-talenta digital yang kompeten untuk mengembangkan ekosistem bisnis berbasis teknologi di Indonesia," ungkap Mira.