Investasi 'Sosial' Sedang Mengincar Generasi Muda Indonesia
- potentia.co.nz
VIVA – Tren Investasi kini menjadi bagian dari gaya hidup generasi muda Indonesia. Belakangan, istilah social trading ramai dibahas di media sosial yang diklaim cocok dilakukan oleh generasi muda di Tanah Air.
Social trading adalah bentuk investasi modern di mana Anda tidak berinvestasi dalam saham atau real estat, tetapi orang sungguhan – seorang trader profesional. Karena konsepnya adalah interaksi antara orang ke orang, maka trading ini disebut 'sosial'.
Public Relations Manager FBS, Alexandra Ivanova, menyebut social trading tidak serumit trading biasa karena tidak memerlukan pengetahuan keuangan atau pengalaman trading tertentu.
Investor dapat memperoleh profit atau keuntungan di mana pun mereka berada hanya dengan menggunakan smartphone atau ponsel pintar di tangan mereka. Aplikasi social trading dapat menghemat waktu dan mendatangkan penghasilan tambahan.
Bahkan, investor dapat memilih trader berdasarkan karakteristik yang ditampilkan dan menyalin order mereka dengan jumlah sesuai preferensi. Mulai dari US$1 atau sekitar Rp14 ribuan.
Jika trader mendapatkan profit, investor juga akan mendapatkan profit. Jumlah keuntungan investor tergantung pada jumlah yang diinvestasikan.
“Sederhananya begini. Misalkan, Anda menginvestasikan US$1.000 (Rp14 jutaan), maka trader dan Anda sama-sama mendapatkan profit 15 persen, atau sebesar US$150 untuk akun Anda,” kata Alexandra, Rabu, 10 November 2021.
Untuk melakukannya, trader dan investor membutuhkan platform khusus untuk bertemu satu sama lain. Alexandra menjelaskan, sebagai fenomena digital baru, social trading menawarkan berbagai alat pintar untuk mengelola risiko dan melakukan analisis.
Salah satu fitur paling penting yang dihadirkan ke FBS CopyTrade adalah rating keseluruhan. Hal ini mencakup semua metrik yang mewakili karakteristik seorang trader.
“Jadi, Anda tidak perlu menghabiskan waktu mencari-cari trader. Aplikasi social trading akan melakukannya untuk Anda,” jelas Alexandra.