Jangan Investasi Pakai Uang Panas
- Dok. Istimewa
VIVA – Country Manager Luno Indonesia Jay Jayawijayaningtyas mengingatkan agar tidak melakukan investasi dengan uang digunakan untuk pengeluaran kebutuhan dasar atau istilahnya uang panas. Ia menyebut sebaiknya menggunakan uang yang bukan buat pengeluaran sehari-hari untuk berinvestasi.
"Termasuk saat berinvestasi di aset kripto. Kalau mau investasi jangan yang buat kebutuhan, investasi dengan uang dingin khusus untuk investasi," tutur dia, melalui konferensi pers virtual, Rabu, 29 September 2021.
Harus dipahami juga apabila harga aset kripto selalu mengalami perubahan. Jadi, bagi mereka yang menjadi investor dengan keinginan risiko rendah tidak cocok dengan aset kripto. Selain itu, masyarakat harus paham antara satu aset kripto dengan lainnya tidak sama.
Jadi, harus dipastikan aset yang dimiliki memiliki tingkat likuiditas tinggi pula. "Dari sisi keamanan, karena ini berarti Anda harus pilih mana yang aman. Jangan pernah percaya janji keuntungan pasti. Itu tidak mungkin," ungkapnya.
Seperti diketahui, masyarakat sedang ramai mengikuti tren investasi. Salah satunya aset kripto. Tapi, karena pemerintah China menerapkan kebijakan larangan transaksi aset kripto, maka hal tersebut membuat investor ketar-ketir. Sebab, harga aset kripto anjlok setelah Bank Sentral Rakyat China (PBoC) melakukan larangan transaksi.
Jay menyebut larangan China bukan hal baru yang dilakukan. Kebijakan ini pernah terjadi pada 2014-2015, di mana dirinya mengalami langsung. "Tahun 2014, saya punya bisnis mining (penambangan) kripto. Waktu itu harganya lumayan drop karena China melarang perdagangan Bitcoin secara utuh," tutur dia.
Menurutnya, ada perbedaan antara larangan China beberapa waktu tahun lalu dengan saat ini. Yaitu, adanya supply (permintaan) dan demand (penawaran) untuk kestabilan harga, berapa banyak orang yang beli akan berpengaruh pada harga.
Perbedaan lainnya adalah dari sisi investor. Jay mengatakan pada 2014 hanya ada pemain ritel. Hal ini membuat harga kripto sangat fluktuatif. Sementara sekarang institusi sudah bisa masuk sebagai investor. Salah satu yang paling terkenal adalah Elon Musk, pendiri Tesla dan SpaceX.
Jay menambahkan jika larangan China saat ini mungkin akan berdampak pada harga. Namun tidak akan dalam jangka panjang. "Sekarang ini tidak akan seperti tahun 2014. Ada impact (dampak) terhadap harga, melihat demand dari institusional semakin banyak. Tentunya akan ada impact tapi tidak long term," jelasnya.