Fesyen Muslim asal Tasikmalaya Laku hingga Hong Kong
- ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
VIVA – Sektor industri halal dunia memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Berdasarkan data State Global Islamic Economic Report 2020-2021 bahwa tingkat konsumsi masyarakat Muslim dunia mencapai US$2,02 triliun di sektor makanan, farmasi, kosmetik, mode, perjalanan, dan media atau rekreasi halal.
Dari jumlah tersebut, produk fesyen Muslim menjadi salah satu favorit masyarakat dunia. Hal ini dibuktikan dengan jumlah pengeluaran masyarakat Muslim dunia terhadap modest fashion yang mencapai US$277 miliar atau meningkat 4,2 persen dari tahun sebelumnya.
Bahkan, angka tersebut diperkirakan akan terus mengalami peningkatan mencapai US$311 miliar pada 2024. Tentunya, hal ini merupakan peluang besar bagi perkembangan dan ekspansi pasar fesyen Muslim Indonesia ke seluruh dunia. Misalnya, memperkuat promosi dan pemasaran lewat ruang digital.
Salah satunya Yumna. Produsen mukena asal Tasikmalaya, Jawa Barat itu kian serius melakukan ekspansi. Kini, mukena bukan sekadar menjadi peralatan ibadah, melainkan menjadi bagian dari tren fesyen Muslimah. Setelah mampu merambah pasar lokal dengan melakukan pengiriman ke seluruh wilayah di Tanah Air, Yumna juga mendistribusikan produknya ke luar negeri.
"Kami berdiri sejak tahun 2014 dan kini telah memiliki ribuan reseller yang ada di hampir semua wilayah di Indonesia. Kami juga melakukan pengiriman, tidak hanya di Tanah Air, tapi Malaysia dan Hong Kong," kata Pemilik Yumna, Asep Saepulloh, Rabu, 25 Agustus 2021.
Selain ekspansi, Asep mengaku juga fokus untuk terus melakukan inovasi. Menurutnya, mukena bisa diibaratkan sebagai barang wajib yang harus dimiliki oleh setiap wanita Muslim di Indonesia. Dengan demikian, untuk memilih mukena juga kini mempertimbangkan unsur kenyamanan dan keindahannya.
Kini, banyak pengguna mukena yang menyukai corak dan motif menarik. Beberapa hasil inovasi yang dimaksud bisa dilihat di tautan mukenayumna.com atau di akun Instagram @mukenayumna.
"Kami juga memenuhi keinginan yang ingin bisa membawa mukena ke mana pun, bisa memilih model mukena dengan konsep 2 in 1 maupun model hoodie," tutur Asep. Indonesia diyakini memiliki modal dan segudang potensi untuk menjadi pusat fesyen Muslim dunia.
Saat ini, Indonesia menjadi negara ketiga konsumen busana Muslim terbanyak setelah Turki dan Uni Emirat Arab (UEA). Pasarnya besar, banyak pengusahanya, tapi belum banyak ekosistem yang terbangun. Untuk itu, generasi muda diharapkan menjadi lokomotif perubahan ke depan.