Ikatan Resmi Gojek dan Tokopedia Lagi Proses, Grab Siap Berkibar di AS
- Vulcan Post
VIVA – Ketika publik Tanah Air masih menunggu proses ikatan resmi Gojek dan Tokopedia melalui mekanisme merger, Grab justru sudah siap berkibar di Amerika Serikat (AS) lewat penawaran umum saham perdana atau IPO. Rival Gojek itu sepakat merger dengan Altimeter Growth Corp yang berbasis di AS pada Selasa, 13 April kemarin.
Kesepakatan tersebut membuat nilai ekuitas akan ada di level US$39,6 miliar atau Rp579 triliun. Mengutip situs Kr-Asia, Rabu, 14 April 2021, IPO startup decacorn Asia Tenggara itu diprediksi akan menjadi listing dengan nilai terbesar di bursa saham AS, Nasdaq, oleh perusahaan Asia Tenggara.
IPO Grab di AS ini juga diprediksi akan mendapatkan investasi dalam bentuk dana tunai baru sebesar US$4,5 miliar (Rp65,9 triliun). "Kami merasa bangga mewakili Asia Tenggara menjadi perusahaan terbuka di pasar global. Langkah ini merupakan pencapaian dari perjalanan kami dalam memberikan akses kepada setiap orang untuk dapat menikmati kemajuan ekonomi digital," kata Pendiri dan Kepala Eksekutif Grab, Anthony Tan.
Meski populasi Asia Tenggara lebih besar ketimbang Amerika Serikat, penetrasi online layanan pesan-antar makanan, transportasi on-demand, dan transaksi elektronik masih lebih kecil. Tan memprediksi total pasarnya akan berkembang dari US$52 miliar (Rp760 triliun) pada 2020 menjadi US$180 miliar (Rp2.631 triliun) pada 2025.
Sebelumnya, Grab menarik perhatian global pada 2018 ketika mengakuisisi bisnis Uber di Asia Tenggara setelah perjuangan selama lima tahun yang memakan banyak biaya dan sebagai gantinya mengambil saham di perusahaan tersebut. Dengan operasi di delapan negara dan 398 kota, Grab sudah menjadi startup paling berharga di Asia Tenggara.
Memanfaatkan bisnis ride-hailing yang dimulai pada 2012, rival Gojek ini telah beralih ke pengiriman makanan dan bahan makanan, layanan kurir, pembayaran digital, dan sekarang asuransi dan pinjaman di kawasan berpenduduk 670 juta orang.
Pencatatan ini akan memberi Grab kekuatan ekstra di pasar utamanya, Indonesia, di mana saingannya yaitu Gojek hampir menyelesaikan merger dengan Tokopedia. Jika terjadi merger, maka valuasinya ditaksir mencapai US$40 miliar atau sekitar Rp572 triliun. Nilai ini hampir menyusul valuasi raksasa teknologi SpaceX milik Elon Musk.
Grab, yang pendapatan bersihnya melonjak 70 persen tahun lalu, belum menghasilkan keuntungan, tetapi mengharapkan segmen terbesarnya, bisnis pengiriman makanan, mencapai titik impas pada akhir 2021, karena lebih banyak konsumen beralih ke pengiriman makanan online setelah pandemi COVID-19.