Putus dari Gojek, Grab Siap-siap Terbang ke Amerika
- Nikkei Asia
VIVA – Raksasa jasa transportasi berbasis platform online (ride-hailing) asal Singapura, Grab, kini sedang menjajaki untuk melantai di bursa Amerika Serikat (AS) tahun ini lewat mekanisme penawaran umum saham perdana atau IPO.
Hal ini didorong oleh minat investor yang kuat agar pesaing Gojek tersebut segera IPO, menurut tiga sumber yang mengetahui aksi korporasi ini, seperti dikutip dari situs Straits Times, Senin, 18 Januari 2021.
Dana yang akan dikumpulkan dari hasil IPO rencananya sebesar US$2 miliar (Rp28 triliun) Jika benar maka akan menjadikannya sebagai IPO luar negeri terbesar perusahaan dari Asia Tenggara.
“Pasarnya bagus dan bisnisnya berjalan lebih baik dari sebelumnya. Ini akan bekerja dengan baik untuk pasar umum,” ungkap salah satu sumber.
Meski demikian, Grab menolak untuk berkomentar. Rencana IPO datang setelah pembicaraan merger dengan Gojek resmi batal.
Kalau Grab siap-siap IPO, Gojek merapat ke e-commerce Tokopedia sedang dalam pembicaraan lanjutan untuk merger senilai US$18 miliar (Rp254 triliun) menjelang kemungkinan pencatatan saham ganda di Jakarta dan AS.
Grab, yang pendukungnya termasuk SoftBank Group Corp dan Mitsubishi UFJ Financial Group, telah berkembang pesat dari awalnya sebagai ride-hailing di Malaysia pada 2012. Valuasinya kini bernilai lebih dari US$16 miliar (Rp226 triliun) dan berhak menyandang status decacorn.
Selain itu Grab, yang juga menawarkan layanan keuangan dan baru-baru ini memperoleh lisensi bank digital di Singapura, mengatakan bulan ini bahwa pendapatan grup telah pulih dengan nyaman di atas tingkat pra-pandemi COVID-19.
Grab mengaku jika bisnis ride-hailing mencapai titik impas di semua pasar operasinya, termasuk Indonesia, yang terbesar. Mereka pun berharap bisnis pengiriman makanannya mencapai titik impas pada akhir tahun.