Dompet Digital Ini Makin Jauh Tinggalkan Gopay dan Ovo

Ilustrasi transaksi di dompet digital atau e-wallet.
Sumber :
  • https://www.theasianbanker.com/

VIVA – Transaksi elektronik dengan menggunakan aplikasi dompet digital atau e-wallet semakin meningkat dalam tiga tahun terakhir. Selain dianggap praktis, aman, cepat, dan menawarkan banyak keuntungan.

Proses Inovasi Diyakini Semakin Bisa Didorong Dengan Digitalisasi

Transaksi e-wallet juga dianggap lebih aman dan sesuai dengan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19 masih belum usai. Dalam tiga bulan terakhir ini penggunaan e-wallet semakin tumbuh pesat.

Tidak hanya digunakan untuk pembayaran di gerai offline, juga di pembayaran online. Untuk mengetahui tren perilaku konsumen ini, Snapcart, telah melakukan survei online dengan seribu responden selama September-Desember 2020 di Indonesia.

Fantastis! Perputaran Duit Judi Online Januari-Juni 2024 Capai Rp13,2 Triliun

Survei online ini mendapuk ShopeePay sebagai merek e-wallet yang paling sering digunakan (50 persen). Selisihnya cukup jauh jika dibandingkan dengan 4 kompetitor lainnya, seperti Ovo (23 persen), Gopay (12 persen), Dana (12 persen), dan linkaja">LinkAja (3 persen).

“Lima merek itu kini paling banyak digunakan konsumen melakukan pembayaran digital. Mereka sangat populer karena rajin melakukan promosi dan menjalin kerja sama dengan berbagai merchant, sehingga sangat dikenal konsumen dan cakupan fitur layanannya yang banyak,” ujar Astrid Williandry, direktur Snapcart Indonesia, Senin, 7 Desember 2020.

Genjot Kinerja UMKM, Yukk Kreasi Layani Pembayaran Digital Hampir 300 Ribu Merchant se Indonesia

Dari lima e-wallet tersebut, ShopeePay yang pertumbuhan bisnisnya kini melaju paling pesat. Data pada September lalu mencatat 68 persen responden mengaku menggunakan ShopeePay untuk melakukan pembayaran, meningkat menjadi 72 persen responden menggunakan ShopeePay pada Desember tahun ini.

Hasil akhir di bulan ini yang berhasil diraih oleh ShopeePay mengungguli brand-brand lain, seperti Ovo yang turun dari 56 persen responden pada September menjadi 55 persen pada Desember.

Sedang Gopay (pada September 56 persen turun menjadi Desember 52 persen), Dana (pada September 42 persen mengalami penurunan jadi 40 persen bulan ini), dan LinkAja (pada September 19 persen naik menjadi 21 persen pada bulan).

Data ini, menurut Astrid, selaras dengan hasil dari besarnya total pangsa pengguna di mana ShopeePay berhasil mencatat 28 persen responden mengaku menggunakan dompet digital asal Singapura itu untuk melakukan pembayaran pada September, meningkat menjadi 30 persen responden menggunakan ShopeePay di bulan ini.

Selanjutnya, Ovo stagnan di angka 23 persen responden pada September dan Desember, Gopay (September 23 persen, Desember 22 persen), Dana (stabil pada September dan Desember dengan proporsi 17 persen responden), serta LinkAja (yang mengalami kenaikan tipis pada September 8 persen menjadi 9 persen di bulan ini).

“ShopeePay sangat aktif menawarkan berbagai macam program promo dan diskon, sehingga sangat menarik konsumen tidak hanya generasi milenial tapi juga ibu-ibu. Melihat penggunaannya yang terus tumbuh, maka transaksi e-wallet sebagai media pembayaran cashless akan terus berkembang di Indonesia. Karena, selain relatif lebih aman juga sesuai dengan protokol kesehatan," klaim Astrid.

Ilustrasi pembayaran QRIS.

BI Targetkan Volume Transaksi QRIS pada 2025 Capai 5,5 Miliar

Bank Indoensia (BI) menargetkan, volume transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) pada tahun 2025 akan mencapai 5,5 miliar.

img_title
VIVA.co.id
7 November 2024