Platform Lokal Siap Jegal Dominasi Marketplace

Ilustrasi marketplace.
Sumber :
  • Poor Sap Publishing

VIVA – Mayoritas masyarakat Indonesia selama pandemi Virus Corona COVID-19 masih mengandalkan belanja online. Berdasarkan data yang dikelola Payou.id, belanja online masih menempati 46 persen pilihan terbanyak yang disusul dengan bekerja dari rumah (work from home/WFH) 25 persen, dan menggunakan pesan antar makanan sebanyak 21 persen.

Hindari Boros! 5 Tips Cerdas Atur Keuangan Rumah Tangga di Tengah Tren Belanja Online

Data ini dirilis pada Mei 2020. Sedangkan, data dari Nielsen Singapura pada 2019 menyebutkan, sebanyak 58 persen masyarakat Indonesia rutin membeli makanan dari jasa pesan antar. Melihat data-data tersebut, perilaku konsumen yang mulai memaklumi pembelian secara online ini telah memasuki tahapan new normal.

Baca: Ada Platform 'Mata-mata' Marketplace, Caranya Seperti Main Instagram

60 Pedagang Makassar Jadi Korban Penipuan Aplikasi Belanja Online, Kerugian Capai Rp5 Miliar

Suatu keadaan yang mana konsumen lebih memilih untuk tidak datang langsung ke toko karena khawatir akan kesehatan. Padahal jarak toko dengan konsumen masih dalam satu kota. Sementara itu aplikasi e-commerce yang digunakan sebanyak 28 persen selama pandemi COVID-19. Begitu pula aplikasi layanan pesan antar makanan yang mendapatkan persentase 28 persen.

Data yang dihimpun dari Facebook pada awal Juni kemarin tersebut diperkirakan bakal terus meningkat mengingat situasi pandemi COVID-19 memaksa masyarakat untuk terbiasa berbelanja online.

Brand Lokal & UMKM Tunjukkan Performa Maksimal, Penjualan Meningkat 7 Kali Lipat di Puncak Kampanye 12.12 Birthday Sale

Seperti halnya sebagian besar pebisnis mulai mencoba menjual produk mereka melalui marketplace dan media sosial. Pilihan platform seperti Bukalapak, Tokopedia, dan Shopee masih menjadi andalan di kalangan pebisnis, baik pemula maupun mereka yang telah memiliki omzet di atas Rp100 juta.

Hal ini dikarenakan kemudahan akses bagi konsumen untuk menjangkau produk yang mereka inginkan. Bagi penjual, marketplace tersebut menyediakan ruang tanpa perlu membayar kebutuhan biaya server.

“Namun, marketplace memiliki kekurangan tersendiri. Persaingan ketat antar penjual tidak bisa dihindari. Bahkan sampai banting harga juga menjadi kendala utama UMKM yang baru mau meningkatkan omzetnya secara online,” kata CEO Payou.id, Alam Budi Satriyo Djiwodikromo, Minggu, 16 Agustus 2020.

Oleh karena itu, ia meluncurkan Payou.id sebagai platform online yang mempertemukan antara konsumen dan pebisnis secara online di luar dari marketplace. Bahkan bisa menjadi website alternatif transaksi jual beli online secara lokal.

Payou.id memiliki fitur unggulan, yaitu konsumen dan pebisnis tidak perlu menginstall aplikasi lagi yang artinya bisa langsung diakses dari website. Tidak hanya itu, platform ini juga menghadirkan sistem order dengan dua kemudahan, yaitu order langsung dan preorder.

"Anda bahkan bisa menggunakan sistem preorder untuk memaksimalkan penjualan tanpa perlu khawatir penumpukan produk. Adapula pilihan pembayaran dan pengiriman yang lengkap. Semua fitur ini akan membantu Anda menaikkan omzet dengan menjangkau lebih banyak konsumen," jelas Alam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya