Masih Banyak 'Kursi Kosong' di Ekosistem Digital
- Digital Insurance Agenda
VIVA – Di tengah fenomena perlambatan ekonomi dan ancaman resesi akibat pandemi Virus Corona COVID-19 yang belum usai, sektor usaha mikro, kecil dan menengah, serta koperasi diharapkan bisa menjadi pilar utama untuk menggerakkan dan menggairahkan ekonomi nasional.
Presiden Joko Widodo telah memerintahkan untuk melakukan percepatan pemberian relaksasi dan bantuan likuiditas kepada koperasi dan UMKM. Bantuan likuiditas untuk kedua sektor itu senilai Rp123,46 triliun yang merupakan bagian dari anggaran program pemulihan ekonomi secara nasional.
Selain bantuan likuiditas, anggaran untuk menggerakkan sektor ekonomi kecil dan menengah juga disalurkan melalui program subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR), serta penempatan dana pemerintah di perbankan swasta untuk restrukturisasi kredit kedua sektor tersebut.
Data terhimpun dari berbagai sumber, sektor UMKM di Indonesia saat ini berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sektor ini menyumbangkan hingga Rp8.573,9 triliun ke PDB Indonesia pada 2018, atau 57,8 persen terhadap PDB keseluruhan.
Selain itu, sektor UMKM mempekerjakan sebanyak 116.978.631 orang atau 97 persen dari total tenaga kerja Indonesia. Hingga saat ini jumlah UMKM di seluruh Indonesia sebanyak 64.194.057 unit usaha atau 99,99 persen dari total unit usaha di Indonesia.
Managing Director Energy Plus Indonesia Marketing Communicatin Hub, Wahab Afwan, menilai kebijakan itu telah sesuai dengan yang diharapkan. Menurutnya, kontribusi sektor UMKM terhadap ekonomi nasional mencapai 60 persen dan menyerap sekitar 90 persen pasar tenaga kerja.
“Gotong royong UMKM merupakan kunci ketahanan ekonomi nasional di masa pandemi seperti sekarang. Kami juga akan mendukung mereka untuk masuk ekosistem digital yang saat ini baru sekitar 12 persen (sekitar 7,7 juta) dari total 64,2 juta UMKM di Indonesia," kata dia, Rabu, 29 Juli 2020.
Wahab juga mengaku akan menyediakan program yang membantu para UMKM terdampak dengan cara memberikan solusi bisnis soal strategi pemasaran yang adaptif melalui kolaborasi Hub antar UMKM. Mulai dari supply chain sampai dengan sales/marketing dan distribusi produk.
“Situasi pendemi COVID-19 yang berkepanjangan akan sangat memukul perekonomian nasional, termasuk UMKM. Dengan adanya solusi kolaborasi hub antar UMKM diharapkan bisa membantu ketahanan ekonomi nasional," tuturnya.