91 Juta Data Pribadi Pengguna Diretas, idEA: Bukan Salah Tokopedia

Tokopedia Care di Hari Pelanggan Nasional.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (IdEA) Ignatius Untung angkat bicara mengenai masalah yang dihadapi Tokopedia. Menurutnya, salah satu startup unicorn Tanah Air itu adalah korban dari tindakan para peretas atau hacker.

Jangan Sampai Ketinggalan! Mega Sale 12.12 BRI x Tokopedia Hadir dengan Promo Diskon Menarik

Seperti diketahui, salah satu anggota grup keamanan siber di Facebook membagikan link tautan untuk mengunduh data pribadi 91 juta pengguna Tokopedia secara gratis. Data ini adalah data yang sama, yang diperjualbelikan di situs dark web pada Mei 2020.

Setelah ditelusuri, link tersebut berasal dari akun bernama @Cellibis dari Raidsforum. Akun tersebut membagikan data pribadi secara cuma-cuma di forum hacker tersebut, yang sebelumnya telah dibeli dari situs dark web seharga US$5 ribu atau Rp72 juta.

Seberapa Cuan Jadi Affiliator Tokopedia dan ShopTokopedia?

"Jadi sudah jelas, kalau itu bukan kesalahan Tokopedia. Bisnis online adalah bisnis kepercayaan, sehingga masalah seperti ini pasti sudah diantisipasi sejak awal oleh seluruh pelaku bisnis online," kata dia, Senin, 6 Juli 2020.

Selain itu, ia juga selalu berkomunikasi dengan para pelaku e-commerce, termasuk jika terjadi masalah peretasan data pengguna seperti yang terjadi pada Tokopedia.

AS: Peretasan Telekomunikasi oleh Tiongkok Kini Menjadi yang Terburuk dan Menakutkan yang Pernah Ada

Sebagai asosiasi, penting baginya untuk mendapatkan informasi terkait dari anggota yang terdampak masalah tersebut. "Kami sangat yakin Tokopedia bisa mengatasi hal tersebut. Kami terus mendukung mereka supaya hal seperti ini tidak terjadi lagi. Bukan ke Tokopedia saja tetapi seluruh pelaku e-commerce di Indonesia," jelasnya.

Vice President of Corporate Communication Tokopedia, Nuraini Razak, menegaskan telah melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib. Ia juga mengingatkan seluruh pihak, untuk menghapus segala informasi yang memfasilitasi akses ke data yang diperoleh melalui cara yang melanggar hukum.

“Kami menyadari, bahwa pihak ketiga yang tidak berwenang telah mengunggah informasi secara ilegal di media sosial dan forum internet, terkait cara mengakses data pelanggan kami yang telah dicuri. Ini bukanlah upaya pencurian data baru, dan informasi password pengguna Tokopedia tetap aman terlindungi di balik enkripsi," tegas Nuraini.

Perang Teknologi China dan Amerika Serikat (AS).

Lembaga-lembaga Penting di Asia Tenggara jadi Target Kelompok Hacker yang Berbasis di Tiongkok?

Aktifitas spionase tersebut terutama menargetkan lembaga pemerintah, penyedia infrastruktur penting, dan industri utama, termasuk telekomunikasi, pertahanan, dan energi.

img_title
VIVA.co.id
20 Desember 2024