Aplikasi Gay Asal China yang Pernah Gegerkan Indonesia IPO di Amerika
- GSN
VIVA – Aplikasi gay asal China yang pernah gegerkan Indonesia akan listing di Bursa Efek Amerika. BlueCity Holdings Limited, pemilik aplikasi kencan gay, Blued, sedang mempertimbangkan melakukan penawaran umum saham perdana (IPO) senilai U$50 juta (Rp693,6 miliar) dalam upaya untuk memperluas pasar ke luar negeri dan mengoptimalkan layanan dan produk bagi komunitas LGBTQ.
Rencana ini diungkapkan oleh prospektus BlueCity Holdings Limited yang diajukan ke Komisi Sekuritas dan Pertukaran Amerika Serikat (US SEC) pada 16 Juni 2020.
Mengutip situs Kr-Asia, Jumat, 19 Juni 2020, Blued, yang mengklaim memiliki 49 juta pengguna dan terdaftar di lebih dari 210 negara, juga menawarkan streaming langsung dan menghubungkan orang-orang yang ingin menjadi orangtua pengganti di luar negeri.
Layanan ini merupakan bagian dari strategi Blued yang lebih besar untuk mendiversifikasi bisnisnya dan menghasilkan pendapatan. Blued mengatakan bahwa mereka memiliki perhatian pada IPO di AS karena menawarkan proses listing di bursa yang lebih sederhana.
Pendahulu BlueCity adalah forum online LGBTQ yang dijuluki "Danlan," yang didirikan pada 2000 oleh Ma Baoli, seorang mantan polisi yang kini bernama Geng Le. Ia resmi mendirikan BlueCity pada 2011 dan meluncurkan aplikasi seluler Blued pada tahun berikutnya.
Le saat ini menjabat sebagai presiden dan kepala eksekutif BlueCity dengan 39,6 persen saham. Pemegang saham lainnya termasuk Shunwei Ventures, Investasi CDH Liberty Hero Limited dan Crystal Stream. Dalam putaran pembiayaan sebelumnya, BlueCity mendapatkan lebih dari US$130 juta (Rp1,8 triliun) dari investor kakap.
Pada 14 Januari 2018, aplikasi Blued membuat geger Cianjur, Jawa Barat. Saat itu, Kepolisian Resor Cianjur menangkap lima pelaku seks sesama jenis saat berpesta di sebuah vila di kawasan Cipanas, Puncak.
Kelimanya masing-masing berinisial AGW (50) asal Bali, AR (21), DA (16), DS (39) dan U (34) yang merupakan warga asli Cianjur. Dari lima pelaku, seorang di antaranya masih berstatus pelajar.
Menurut salah seorang pelaku, perkenalan dengan sesama gay ini melalui aplikasi Blued. Dalam aplikasi tersebut, didapati sebanyak 200 orang gay di wilayah Cianjur.
Aplikasi kencan gay lainnya, Grinder, yang diakuisisi oleh perusahaan game online China, Kunlun pada 2016, gagal melaksanakan go public sejak pemerintah AS mengangkat kekhawatiran tentang data dan perlindungan pribadi.
Komite Investasi Asing di Amerika Serikat memerintahkan Kunlun yang berbasis di Beijing, China untuk menjual kepemilikannya tahun lalu, dan kesepakatan itu telah disetujui baru-baru ini, The Wall Street Journal melaporkan pada Mei.