Gelombang Virus Corona Bikin Kapal Uber Oleng
- CNET
VIVA – Gelombang Virus Corona COVID-19 membuat kapal Uber oleng. Ya, aplikasi transportasi online asal Amerika Serikat (AS) yang juga mantan pesaing Grab dan Gojek di Asia Tenggara itu terancam tumbang.
Setelah sebelumnya sudah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal sebanyak 3.700 karyawan, kini mereka memangkas lagi 3.000 karyawan dan menutup atau konsolidasi 45 kantor cabang di berbagai negara.
Dengan tambahan gelombang PHK massal baru, kini jumlah karyawan Uber hanya tersisa 20 ribuan orang. Pengurangan ini berkaitan dengan wabah Virus Corona COVID-19 yang telah merusak bisnis mantan pesaing Grab dan Gojek di Asia Tenggara itu.
"Kami belum bisa memprediksi bagaimana Uber ke depannya. Apalagi vaksin Virus Corona masih belum ditemukan sampai sekarang. Situasi ini membuat ambisi Uber meraih keuntungan belum dapat tercapai, karena orang-orang tinggal di rumah sehingga membuat layanan pesan antar, peraih profit terbesar kami, anjlok 80 persen," kata Kepala Eksekutif Uber, Dara Khosworshahi, seperti dikutip dari situs The Verge, Rabu, 20 Mei 2020.
Meski demikian, para karyawan yang terkena PHK massal tetap mendapatkan pesangon yang layak dan akan terus didukung sampai mendapatkan pekerjaan baru. PHK setidaknya akan menghabiskan biaya pesangon dan tunjangan hingga US$20 juta atau Rp302 miliar.
Supaya roda bisnis Uber tetap berputar, Dara mengaku akan fokus memperkuat layanan transportasi (Uber Rides) dan pengiriman makanan (Uber Eats). Kendati terpuruk, Dara ogah mengakui kalau kondisi keuangan perusahaan sedang 'lampu merah'.
"Sebenarnya kondisi keuangan kami kuat. Layanan (Uber) Eats berjalan baik, begitu juga dengan (Uber) Rides. Mungkin kami bisa menunggu sampai virus ini hengkang. Sebab, kami mengawali tahun ini dalam jalur menuju keuntungan. Tapi COVID-19 membuat kami terjerembab ke dalam sebuah krisis kesehatan dan ekonomi," ujarnya.
Ia juga mengklaim jika Uber harus menyiapkan diri untuk berjalan mandiri, serta tidak lagi mengandalkan suntikan modal dari luar. Uber mempekerjakan 26.900 karyawan di dunia pada Desember 2019 sebelum Virus Corona melumpuhkan bisnisnya. Tahap pertama PHK massal, Uber memecat 3.700 karyawan. Sedangkan tahap kedua ada 3.000 karyawan ikut terdampak.
"Uber Eats akan jadi peluang pertumbuhan besar kami selanjutnya. Kami berharap PHK massal dan langkah restrukturisasi ini bisa menghemat anggaran operasional hingga US$210 juta hingga 260 juta di kuartal kedua tahun ini," jelas Dara. Bukan itu saja. Ia juga setuju untuk melepas gaji pokoknya sebesar US$1 juta atau Rp15 miliar hingga akhir tahun ini.