Zoom Ternyata Dibuat Berawal dari LDR

Foto: Zoom
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Pembatasan sosial yang dilakukan masyarakat Indonesia saat ini guna mencegah penyebaran Virus Corona COVID-19, bikin sejumlah aplikasi komunikasi video menjadi tenar. Salah satunya adalah Zoom. 

Pertumbuhan Ekonomi hingga Inflasi Dipastikan Terjaga PPN Jadi 12 Persen, Sistem Perpajakan Makin Kuat

Ada cerita menarik di balik kemunculan Zoom. Ternyata, aplikasi ini diuat awalnya karena sang pemiliknya menjalani Long Distance Relationship (LDR).

Chief Executtive Officer (CEO) Zoom, Eric Yuan menceritakan, awal mula ide Zoom muncul. Yaitu saat dia harus menjalani hubungan jarak jauh alias LDR dengan sang pacar.

Polisi Tahan 2 Tersangka Penyebar Video Pornografi Modus Casting Model

Saat masih di China dulu, Yuan dan pacarnya berada di dua kampus yang berjarak 10 jam menggunakan kereta. Dia menceritakan, jika keduanya hanya bisa bertemu dua kali dalam setahun.

"Saya masih muda waktu itu, 18 atau 19 tahun. Dan saya pikir akan sangat hebat di masa depan jika ada perangkat di mana saya hanya mengklik tombol dan melihat dan berbicara dengan dia," kata Yuan, dikutip Business Insider, Sabtu 4 April 2020.

Viral! Penipuan Berkedok Video Call Pakai Wajah Baim Wong Telpon Orang Kantor Kejaksaan, Warganet: Salah Sasaran

Pengalaman LDR itulah yang memberikan ide bagi Yan untuk memasukkan video ke dalam sistem konferensi berbasis telepon. Platform yang sama bisa ditemui seperti Cisco, mantan kantornya dulu saat pindah ke Amerika Serikat.

Saat bekerja di Cisco dia menjabat Wakil Presiden Peralatan Telekomunikasi. Tahun 2007, Yuan juga bekerja di Webex yang akhirnya diakuisisi Cisco 2007.

Yuan juga ingin platformnya memberikan sistem konferensi yang lebih ramah pengguna dan menyenangkan digunakan. Zoom diketahui memiliki latar belakang virtual, yang membuat penggunanya bisa berada di pantai atau berada di jembatan Golden Gate.

Pada awal Zoom didirikan, Yuan mengaku mengirimkan email ke setiap konsumen yang membatalkan layanannya. Dia menceritakan, salah satu orang membalas emailnya dan menuduh dirinya menipu sebagai CEO dan mengirimkan email otomatis.

"Dia masih tidak percaya, jadi saya menuliskan kembali dan menawarkan untuk bertemu di Zoom untuk membuktikan jika itu saya. Pertemuan itu tidak terjadi, namun dia berhenti menuding Zoom tidak jujur," kata dia.

Zoom sendiri mendadak terkenal setelah menjadi salah satu platform video conference saat pandemi Corona memaksa setiap orang untuk beraktivitas di rumah. 

Dikabarkan jumlah pengguna Zoom menanjak drastis dalam tiga bulan, yaitu bulan Desember 2019 jumlahnya hanya 10 juta per hari menjadi 200 juta peserta rapat harian di bulan Maret ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya