Pelatih Kebugaran Bisa 'Jual Diri' Lewat Aplikasi, Ada Syaratnya

VIVA – Kehadiran aplikasi dengan konsep service on demand dalam beberapa waktu belakangan ini telah mengubah gaya hidup masyarakat dengan berbagai kenyamanan yang ditawarkan.

Hal ini tidak hanya memanjakan konsumen, tetapi juga menguntungkan penyedia jasa atau pun bisnis itu sendiri. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2016, masyarakat Indonesia memiliki minat sangat rendah untuk melakukan aktivitas olahraga. Hanya 27 persen dari masyarakat yang melakukan aktivitas olahraga.

Minimnya informasi mengenai aktivitas olahraga juga menjadi isu. Masalah inilah yang ingin diselesaikan oleh para pengembang aplikasi tadi. Banyak aplikasi baru terus bermunculan. Salah satunya Strongbee.

Menurut Pendiri dan Kepala Eksekutif Strongbee, Farah Santi, aplikasinya membuat pengguna dapat mengakses berbagai layanan aktivitas olahraga. Selain itu, Strongbee juga memberi akses bagi pegiat olahraga dan personal trainer (pelatih kebugaran) yang telah memiliki sertifikasi untuk langsung bertemu konsumen dan memaksimalkan potensinya.

"Sampai saat ini, Strongbee masih terus membuka kesempatan bagi para pegiat olahraga yang telah memiliki sertifikasi untuk dapat memaksimalkan potensinya dengan turut bergabung menjadi mitra," kata dia di Jakarta, Minggu, 15 Maret 2020.

Salah satu personal trainer yang sudah merasakan dampak dari Strongbee adalah Arief Chaniago. Baginya, dunia olahraga bukanlah hal yang baru, karena ia telah bekerja sebagai personal trainer selama 11 tahun dan mengawali karir dengan bekerja sebagai staf di sebuah gym ternama di Indonesia.

Perjalanan karir sebagai personal trainer cukup berliku, puncaknya pada saat Arief cedera dan menjadi lumpuh. “Cedera ini menjadi momentum bagi saya untuk melepas semua ego di bidang ini. Saya memulai rehabilitasi dan mempelajari sport science. Akhirnya terpanggil menjadi pendidik di dunia olahraga,” ujar Arief.