Cerita UKM Berharap Bisa Mendunia lewat Indonesia Mall

Ilustrasi UMKM.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Teknologi bisa membuat pengusaha bisnis kecil dan menengah mendunia. Tak ada yang tak mungkin. Apalagi Presiden Jokowi sudah mulai mendorong para UKM untuk Go Digital dan Go International.

Semangat UMKM, Semangat Angkringan 66

Salah satu yang harus dilakukan pada UKM tersebut adalah mengikuti perhelatan kelas dunia, yang mempertemukan produsen dengan investor global. Mereka bisa mendapatkan pasar baru di negara-negara lain dari investasi yang akan dkucurkan.

Salah satu perhelatan yang baru dilakukan adalah Trade Expo Indonesia (TEI) 2019 digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE) – BSD City. Acara rutin Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ini kerap didatangi pembeli dari kalangan importer dan distributor kelas kakap baik dari dalam maupun luar negeri.

Analisis Motivasi Konsumen UMKM Superdecor.id untuk Strategi Pemasaran

Rini Kartika, Pemilik Kembang Tjelup asal Yogyakarta mengaku mendapat beberapa peminat dari luar negeri. Produk aksesoris dan fashion bertema lokal dan ramah lingkungan buatannya diklaim berhasil memikat pengunjung TEI baik dari dalam maupun luar negeri. “

Sudah ada pengunjung dari Namibia dan Eropa yang minta proposal dan penawaran produk Kembang Tjelup selama pameran. Kita akan lanjutkan prosesnya dulu, semoga bisa deal,” jelas Rini.

Ekonomi UMKM Pasca Pandemi Covid-19

Hal yang sama dirasakan Inin Silviana Nurul Hadi, Pemilik Kilisuci Batik mengaku telah mendapat calon pembeli potensial dari dalam dan luar negeri sepanjang perhelatan TEI 2019. 

“Sudah ada yang beli buat sampel dari Kedutaan Besar Nigeria dan Zimbabwe. Saya tawarkan produk yang akan laku di Negara mereka kira-kira apa supaya barang yang dibeli dari sini harus laris, paling diminati bentuknya topi dan pashmina. Tapi ini kan masih sampel, kalau bisa kerjasama nilai transaksinya pasti lumayan besar,” ungkap Inin.

Bagi Inin, menjual produk ke luar Indonesia bukanlah hal baru. Produk Kilisuci Batik sendiri telah dipasarkan ke beberapa Negara lain seperti Australia, Afrika Selatan, Nigeria, China dan Negara lain. “Untuk ekspor tentu ada standar yang harus dipenuhi. Kita semua kan ingin naik kelas dari kelas UMKM lokal ke kelas dunia jadi peningkatan kualitas produk dan manajemen kita harus dilakukan, Indonesia Mall memberikan berbagai fasilitas supaya kita bisa naik kelas,” tambahnya.

Ternyata kedua pengusaha ini merupakan UMKM binaan Rumah Kreatif BUMN dan program Indonesia Mall dari Bank BRI. Indonesia Mall dibangun melalui kerja sama BRI dengan e-commerce untuk mendorong UMKM go-online yang berhasil membuka pasar UMKM binaan dari yang tadinya hanya terbatas di wilayahnya menjadi lebih luas ke seluruh Indonesia bahkan hingga ke pelosok. 

Indonesia Mall memang menyediakan berbagai macam aktivitas pelatihan,pengembangan dan pendampingan bagi UMKM binaannya secara gratis. Program ini memulai aktivitasnya pada bulan Oktober tahun 2018 yang diisi dan pesertanya telah mencapai lebih dari 150 UMKM. Akses permodalan pun disediakan Bank BRI kepada UMKM binaan dengan lebih mudah supaya tidak terbentur modal ketika mendapat pesanan dalam jumlah besar. 

Bahkan, Bank BRI pun membuka peluang ‘beasiswa’ bagi UMKM binaannya yang memiliki kesempatan unjuk gigi di pameran di Negara lain. Sebelumnya, Bank BRI telah memberangkatkan dua UMKM binannya, Kilisuci Batik dan UniAde ke China-ASEAN Expo (CAEXPO) di Nanning International Convention and Exhibition Centre.

Produk-produk unggulan dari UMKM mitra binaan BRI dapat langsung dibeli di e-commerce rekanan seperti Qoo10, Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Blanja.com dan Blibli.com. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya