Startup Logan Ingin Menyatukan Logistik dan Pergudangan Lewat Digital

Pendiri dan Kepala Eksekutif PT Logan Ahwaya Nusantara, Boedi Utomo (kanan).
Sumber :
  • Dok. Logan

VIVA – Pemerintah sedang giat membangun infrastruktur untuk menyiapkan Indonesia menghadapi tantangan baru, yakni revolusi industri 4.0. Berbagai upaya dilakukan agar Indonesia tidak tergilas arus industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi siber ini.

Terjalnya Pendistribusian Logistik Pilkada di Nias Barat, Lewati Jembatan Gantung Nyari Putus

Sebuah tantangan yang tidak kecil karena industri baru ini mencakup elemen-elemen penting dalam sebuah gerak pembangunan yang cepat, seperti sistem siber fisik, internet of things (IoT), komputasi awan (cloud computing), dan komputasi kognitif.

Menurut indikator LPI (Logistics Performance Index) 2018 menyebutkan bahwa produk-produk Indonesia masih kalah saing dengan produk-produk dari negara lain.

Distribusi Logistik Pilkada di 9 Wilayah Papua Hampir Rampung, Dua Kabupaten Pakai Helikopter

Di Asia Tenggara, Indonesia berada pada urutan ke-5. Masih kalah dari Singapura, Thailand, Vietnam, dan Malaysia. Di dunia, Indonesia berada pada urutan ke-46.

Sebagai bagian dari upaya untuk menjawab tantangan industri 4.0, PT Logan Ahwaya Nusantara menghadirkan Logan, sebuah aplikasi berbasis Android dan iOS.

Ada Potensi Banjir, KPU Tangerang Pastikan Logistik Pilkada Sudah Terdistribusi 100 Persen

Menurut Pendiri dan Kepala Eksekutif PT Logan Ahwaya Nusantara, Boedi Utomo, Logan menghadirkan solusi yang tepat atas masalah peredaran logistik dan pergudangan di Tanah Air.

“Nama Logan berasal dari kata ‘logistik dan pergudangan’. Sedangkan ‘Ahwaya’ bermakna hubungan. Jadi, perusahaan kami sebagai perusahaan logistik dan pergudangan yang menghubungkan Nusantara,” kata Boedi kepada VIVA dan sejumlah media di Jakarta, Minggu, 28 Juli 2019.

Sebagai aplikasi digital logistik, Logan membidik pasar B2B (business-to-business). Aplikasi ini menjadi platform yang menghubungkan cargo owner (pengirim barang) dengan transportir (pemilik armada pengangkutan barang) secara online dan real-time.

Dalam hal ini, Logan menghadirkan teknologi otomatisasi mulai dari order planning hingga pengelolaan transportir secara efisien. “Logan menjadi meet-up point antara pemilik kargo dan transportir, khususnya untuk fluktuasi kebutuhan pengiriman barang dan ketersediaan transportir,” jelas Boedi.

Dengan Logan, proses pengiriman barang menjadi lebih mudah, lebih cepat, dan lebih efisien. GPS tracking system yang terhubung dengan GPS equipment di setiap truk dan ponsel pengemudi mempermudah pengirim barang untuk melacak proses pengiriman.

"Jadi pengirim barang bisa tahu kapan proses loading, kapan proses pengiriman, dan kapan proses unloading," ungkap dia. Selain GPS tracking system, Logan masih punya banyak keunggulan. Salah satunya adalah Emergency Button.

Menurut Boedi fitur ini adalah fitur keamanan yang bisa digunakan pengemudi jika terjadi kecelakaan atau masalah dalam proses pengiriman barang. Dengan fitur itu, para pengemudi bisa terkoneksi dengan instansi terkait.

“Selain itu, kami juga sudah dalam tahap finalisasi dengan pihak institusi keuangan dalam memberikan dukungan pembiayaan untuk pemilik kargo dan transportir. Sesuai observasi internal kami, fitur ini memiliki respons yang positif,” jelas Boedi.

Dalam acara peluncuran aplikasi Logan ini juga dilakukan juga penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) antara PT Logan Ahwaya Nusantara dengan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya