Belum Satu Tahun Mengaspal, Gojek Diprotes di Vietnam
- wartaekonomi
VIVA – Baru-baru ini, ratusan ojek online Go-Viet di ibu kota Vietnam, Ho Chi Minh, memprotes skema imbalan baru, karena membuat mereka lebih sulit mendapatkan penghasilan yang sama.
Resmi mengaspal pada September 2018, Go-Viet merupakan anak perusahaan Gojek yang bersaingan ketat dengan Grab.
Go-Viet memiliki sekitar 100 ribu pengemudi di Vietnam dengan jasa sepeda motor (ojek online/ojol), makanan, dan pengiriman paket.
"Skema berbasis penetapan harga yang baru, didesain untuk mengatur layanan untuk konsumen dan pengemudi berdasarkan tingkat permintaan sepanjang hari," ujar Kepala Komunikasi Go-Viet, Nguyen Van Chi, dilansir dari KrAsia Rabu (24/7/2019).
Meski begitu, ia mengaku akan berdiskusi lebih lanjut dengan para mitra pengemudi atau driver untuk mengulas serta menyempurnakan kebijakan barunya tersebut.
Aksi protes ini meluas dengan cepat di depan kantor pusat Go-Viet di Distrik 3 Ho Chi Minh pekan lalu. Pengemudi meminta penjelasan mengenai skema baru yang berlaku mulai 18 Juli lalu.
Driver Go-Viet baru bisa memperoleh bonus jika mencapai tolak ukur poin tertentu yang dikumpulkan berdasarkan pesanan yang dipenuhi, seperti di Indonesia.
Di Indonesia, hal serupa juga pernah dipermasalahkan oleh para mitra pengemudi, tak hanya Gojek, tetapi juga Grab. Di bawah skema baru, jumlah poin yang harus pengemudi peroleh meningkat, tolak ukur pun disesuaikan.
Itulah yang diklaim menyulitkan para pengemudi untuk mendapatkan poin guna menghimpun bonus harian, bonus yang paling menguntungkan.
Gojek mengklaim telah menguasai 40 persen pangsa pasar Vietnam, khusus untuk layanan roda dua. Itu menunjukkan pertumbuhan 5 persen semenjak mereka mengaspal di negara tersebut pada akhir tahun lalu.