Misteri Suntikan Dana Baru untuk Grab
- vstory
VIVA – Aplikasi transportasi online Grab kembali mendapat suntikan dana segar dari perusahaan yang bergerak di bidang data dan analisis asal Dublin, Irlandia bernama Experian. Meski begitu dana yang digelontorkan tidak disebutkan nilainya.
Padahal, pesaing Gojek ini baru saja meraih US$300 juta (Rp4,2 triliun) dari perusahaan manajemen investasi asal Amerika Serikat, Invesco, pekan lalu.
Grab menempatkan posisi pada jalur untuk menggalang dana segar yang totalnya US$6,5 miliar (Rp90,5 triliun) sejak Juni 2018, hingga akhir tahun ini. Pada awal 2019, mereka mendapatkan US$1,46 miliar (Rp20,44 triliun) dari SoftBank Vision Fund.
Kepala Eksekutif Experian Asia Pasifik, Ben Elliott mengatakan, kemitraannya dengan Grab, akan mendorong penggunaan teknologi dan analisis data untuk mempertajam bisnis dalam menyesuaikan penawaran bagi para pengguna, termasuk meningkatkan akses pinjaman di Asia Tenggara.
"Kami memiliki visi yang sama untuk masa depan layanan keuangan, yang didukung oleh teknologi dan alternatif data. Kami ingin mengubah cara konsumen dan pebisnis mencari produk dan layanan keuangan," ungkap Elliot, dikutip dari situs Business Times, Jumat, 5 Juli 2019.
Ia melanjutkan bahwa kedua perusahaan juga sama-sama ingin meningkatkan akses ke solusi yang memungkinkan mobilitas dan layanan keuangan untuk konsumen di kawasan berpenduduk 600 juta jiwa tersebut.
Saat itu, disebutkan bahwa valuasi Grab sudah mencapai US$14 miliar (Rp196 triliun). Bahkan, situs Techcrunch melaporkan, jika valuasi startup besutan Anthony Tan itu melampaui US$11 miliar (Rp154 triliun), pascapendanaan putaran terakhir selesai dilakukan.
Adapun lembaga riset Trefis memprediksi valuasi Grab mencapai US$16 miliar (Rp224 triliun) pada tahun ini. Diperkirakan pula, apabila Grab bisa mencapai target pendapatan bersih US$2 miliar (Rp28 triliun) di tahun ini, maka angka tersebut akan melambung menjadi tujuh kali lipat atau US$16 miliar (Rp222,7 triliun).