MyGo Resmi Mengaspal, Siap Tantang Gojek dan Grab
- ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
VIVA – Perusahaan telekomunikasi raksasa Vietnam, Viettel, melalui anak usahanya, Viettel Post, resmi meluncurkan aplikasi transportasi online MyGo dan platform e-commerce Vo So, Senin 1 Juli 2019. Kedua platform ini diluncurkan, bertepatan dengan ulang tahun ke-20 Viettel.
Kepala Eksekutif Viettel Post, Tran Trung Hung mengaku MyGo siap menantang Go-Viet, anak usaha Gojek dan Grab, serta FastGo dan Be di Vietnam. Tidak seperti platform e-hailing lainnya, Tran mengklaim, MyGo akan mulai melayani pelanggan serentak di 63 kota dan provinsi di seluruh Vietnam.
"Layanan kami memiliki keunggulan, dari jaringan personel pengiriman yang ada yang dimiliki Viettel Post di seluruh negeri. Saat ini, sudah 105 ribu mitra pengemudi atau driver yang mendaftar untuk layanan ojek, mobil, dan truk, untuk pengiriman barang," kata dia seperti dikutip dari KrAsia, Selasa 2 Juli 2019.
Selain layanan ride-hailing atau berbagi penumpang, serta pengiriman barang, Tran menyebut MyGo juga menawarkan layanan yang mencakup satu titik penjemputan untuk beberapa pengiriman, beberapa titik penjemputan untuk pengiriman, dan pengiriman dengan truk.
Untuk saat ini, driver MyGo juga akan disediakan layanan 3G, serta koneksi internet 4G gratis. Adapun, Voso.vn, yang mirip dengan platform e-commerce lain, ditujukan untuk fokus mendukung aktivitas petani dan menjual produk mereka sendiri secara online.
"Platform ini juga akan diperkuat oleh ekosistem Viettel Post yang sekarang mencakup bisnis perjalanan, pengiriman barang, dan pos," jelas Tran.
Menurut survei perusahaan riset pasar Q & Me tentang tren aplikasi berbagi tumpangan di Vietnam menyebutkan bahwa saat ini, Grab masih mendominasi pasar ride-hailing. Tetapi, Go-Viet telah menunjukkan perkembangan positif, karena merek tersebut sekarang diakui oleh lebih dari 60 persen warga Vietnam.
Pesaing lokal lainnya adalah FastGo. Aplikasi ini didirikan pada 2018, oleh Vietnam NextTech Group, di mana perusahaan ini sedang mengumpulkan US$50 juta (Rp702,6 miliar) dan telah berekspansi ke beberapa negara tetangga, seperti Myanmar dan Singapura. Akhir tahun ini, FastGo berencana masuk pasar Indonesia, Thailand, dan Filipina. (asp)