BNN Bikin Marketplace untuk Pamerkan Hasil Kreativitas Napi Narkoba
- ANTARA
VIVA – Survei yang dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN) menunjukkan 2,3 juta pelajar dan mahasiswa, atau setara 3,2 persen, pada rentang usia 15-35 tahun di 13 provinsi di Indonesia pada 2018 pernah mengonsumsi narkotika.
Artinya, terjadi peningkatan kasus penyalahgunaan narkoba pada generasi milenial ini sebesar 25 persen. Hal ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang berkisar pada angka 20 persen. Penggunaan narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa bukan hanya persoalan Indonesia tetapi juga global.
World Drugs Reports 2018 dari The United Nations Office on Drugs and Crime menemukan 5,6 persen penduduk dunia atau 275 juta orang dalam rentang usia 15 hingga 64 tahun pernah mengonsumsi narkoba minimal sekali.
Badan Narkotika Nasional melakukan berbagai cara untuk meminimalisir peredaran dan penggunaan narkoba. Salah satunya melalui website tokostopnarkoba.com, yang diresmikan tepat Hari Anti Narkoba Internasional pada 26 Juni 2019.
Menurut Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Heru Winarko, website ini bentuk komitmen pemerintah selain untuk terus memberantas peredaran narkoba, juga memberikan kesempatan baru bagi korban narkoba untuk memperbaiki diri, berkarya, sehat dan produktif tanpa narkoba.
"Ini wadah hasil kreativitas para napi narkoba. Semua karya mereka akan dipamerkan di website ini," kata dia, lewat keterangannya, Kamis, 27 Juni 2019.
Dalam membangun website ini, BNN bekerja sama dengan PT Asli Rancangan Indonesia dalam membangun online marketplace dalam sebuah platform digital marketing untuk memasarkan produk napi hasil binaan BNN.
Saat ini keduanya juga sedang membangun dan mengimplementasi Sistem Verifikasi Biometrik Catatan BNN agar masyarakat dapat merasakan keuntungan.
Heru mencatat sebuah sistem verifikasi biometrik yang terintegrasi dengan database BNN terkait pengguna maupun pengedar narkotika yang ada di Indonesia di mana hasil verifikasi ini dapat digunakan oleh institusi keuangan dalam proses customer due diligence, atau biasa disebut sebagai KYC atau eKYC.
PT Asli Rancangan Indonesia adalah perusahaan biometric verification as a service pertama di Indonesia yang mempunyai kapasitas pencarian biometrik seperti pengenalan sidik jari, muka dan selaput mata, yang diklaim sangat cepat dan akurat.
Kepala Eksekutif Asli Rancangan Indonesia, Arief Dharmawan, mengaku identifikasi dan verifikasi teknologi biometriknya sudah diterapkan di Polri, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Badan Intelijen Negara, beberapa industri perbankan nasional, dan tentunya BNN.
Untuk di luar negeri, teknologi ini dipakai oleh Kepolisian Federal Meksiko, Spanyol, Belanda serta sejumlah departemen kepolisian di Amerika Serikat.
“Kami tidak mempunyai database tapi kami hanya penyedia teknologi verifikasi biometrik. Karena itu kami bekerja sama dengan lembaga atau institusi pemerintah dan database owner lainnya untuk bisa memberikan jasa verifikasi biometrik yang dapat pakai untuk keperluan verifikasi," ungkap Arief.
Ia juga mengungkapkan bahwa teknologinya sudah dinyatakan lulus dan layak pakai oleh Puslitbang Polri dan mempunyai sertifikat dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi untuk Perangkat Pembaca KTP Elektronik sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri No 34 Tahun 2014.
Selain itu, perusahaannya juga melakukan kerja sama dengan Badan Intelijen Negara, Badan Narkotika Nasional dan dengan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).