Bidik Pengguna Platform Online dan E-Wallet dengan Modal Rp10 Ribu

Ilustrasi investasi di era digital.
Sumber :
  • Imarticus

VIVA – Pertumbuhan industri rintisan keuangan berbasis digital atau startup financial technology (fintech) di Indonesia tumbuh 93 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada 2018.

OJK Sebut Industri Fintech RI Masih Lemah Modal hingga Kurang SDM Berkualitas

Berdasarkan laporan dari Asosiasi Fintech Indonesia atau Aftech Annual Member Survey Report bahwa mayoritas investasi yang masuk di industri ini lebih dari US$10 miliar atau tergolong pendanaan seri A.

Industri fintech seperti dompet digital (e-wallet) yang merupakan bagian dari ekosistem e-commerce, transportasi online serta peer-to-peer (P2P) lending, terus memperlihatkan kemajuan yang pesat.

OJK Sebut Pengembangan Industri Keuangan RI Butuh Peran Krusial Sektor Ini

Melihat kebutuhan dan tren pertumbuhan industri ini, Mandiri Investasi meluncurkan produk reksa dana pasar uang dengan likuiditas lebih tinggi, yaitu Reksa Dana Mandiri Investa Pasar Uang 2 (MIPU2).

Direktur Utama Mandiri Investasi, Alvin Pattisahusiwa, mengatakan MIPU2 memiliki fitur pencairan (redemption) T+0 yang dapat menjadi nilai tambah bagi para pengguna jasa fintech ini.

Kembangkan Ekosistem Industri Fintech, AFPI Perluas Jaringan Global

Adapun, yang membedakan MIPU2 dengan reksa dana pasar uang konvensional di pasar, adalah produk ini menawarkan tingkat likuiditas yang lebih tinggi, yaitu pencairan dana di hari yang sama pada saat order transaksi dilakukan. Ini, yang oleh Alvin disebut T+0.

Ia juga menjelaskan fitur T+0 bisa dilakukan bukan dari fasilitas dana talangan, melainkan dana hasil penjualan reksa dana yang akan dikreditkan oleh bank kustodian ke rekening bank nasabah di hari yang sama. Syaratnya, transaksi jual atau cut off time tidak lebih dari pukul 10.00.

Menurutnya dana dari hasil pencairan unit reksa dana pada umumnya baru dapat diterima oleh investor pada T+1 sampai T+3, atau satu hingga tiga hari setelah pencairan dilakukan. Dengan demikian fitur pencairan T+0 yang ditawarkan MIPU2 merupakan aspek yang sangat menarik bagi calon investor.

“Produk ini sangat inovatif karena likuiditasnya yang sangat tinggi dengan waktu transaksi T+0. Reksa Dana T+0 baru pertama kalinya diluncurkan di pasar modal Indonesia," ungkap dia, lewat keterangannya, Rabu, 22 Mei 2019.

Alvin menuturkan pembelian Reksa Dana MIPU2 cukup atraktif karena dimulai hanya dari Rp10 ribu, sehingga merupakan investasi yang dapat dijangkau bagi investor pemula yang ingin mulai berinvestasi dengan tingkat risiko rendah.

Saat ini, produk MIPU2 hadir di online platform milik Mandiri Investasi yaitu MOINVES dan akan juga segera diluncurkan di beberapa mitra Agen Penjual Reksa Dana (APERD) terpilih.

Dengan adanya fitur pencairan yang lebih cepat, Alvin ingin menyasar target pasar reksa dana baru, yaitu mereka pengguna platform online dan investor yang memiliki e-wallet. Ke depan, reksa dana ini pun juga bisa dibeli melalui beberapa e-commerce, P2P lending, fintech, dan penyedia platform e-wallet.

Sementara itu, CEO Standard Chartered Bank Indonesia, Rino Donosepoetro, mengaku berkomitmen untuk terus berinovasi dengan terobosan produk dan layanan untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Stanchart merupakan bank kustodian untuk produk MIPU2.

"Kemitraan ini merupakan bukti nyata peran kami dalam turut dalam turut mengembangkan investasi di industri pasar modal Indonesia, khususnya untuk pasar ritel," papar Rino.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya