Logo WARTAEKONOMI

Debut di Bursa Saham Malah Anjlok, Begini Reaksi Bos Uber

Debut di Bursa, Saham Uber Malah Anjlok. (FOTO: TechCrunch)
Debut di Bursa, Saham Uber Malah Anjlok. (FOTO: TechCrunch)
Sumber :
  • wartaekonomi

Saham turun menjadi 7,6% pada hari pertama perdagangan, Jumat (10/5/2019). Listing pasar saham yang sangat dinanti tersebut gagal memenangkan investor.

CEO Uber Dara Khosrowshahi adalah di antara mereka yang membunyikan bel pembukaan Bursa Efek New York untuk mulai trading. Pada akhir sesi, saham berada di US$41,51 di bawah harga listing perusahaan US$45.

Pada Kamis (9/5/2019), Uber menjual 180 juta saham dengan harga masing-masing US$45, mengumpulkan US$8,1 miliar uang tunai dan menghargai itu sebesar US$82 miliar. Saham-saham di perusahaan transportasi online itu memulai ke awal yang goyah, membuka perdagangan pada US$42, dan tergelincir ke level US$41,06 di awal.

Uber belum mendapat untung dan memperingatkan pada baru-baru ini bahwa mungkin tidak akan pernah meraih untung. Sejak didirikan pada 2009, perusahaan telah rugi sekitar US$9 miliar. Khosrowshahi mencoba meyakinkan investor yang kecewa dengan jatuhnya harga saham pada debut pasarnya.

"Reaksi saya (terhadap harga saham) adalah jika kita membangun dan membangun dengan baik, pemegang saham akan dihargai. Kita tentu tidak mengukur keberhasilan kita selama sehari, itu benar-benar selama bertahun-tahun," kata Khosrowshahi dilansir di BBC.

Awalnya Uber menyarankan kisaran harga US$44-50 untuk harga listing sahamnya, menghargai perusahaan hingga US$120 miliar.

Khosrowshahi mengatakan, harga float US$45 per saham dipengaruhi oleh ketidakpastian di lingkungan ekonomi global. Saham sekarang akan diperdagangkan di bawah simbol UBER, setelah debut perusahaan AS yang paling dinanti-nantikan sejak pada Mei 2012.

Salah satu pendiri Uber, Travis Kalanick, yang meninggalkan peran kepala eksekutif untuk memberi jalan bagi Khosrowshahi setelah muncul pertanyaan tentang budaya staf di perusahaan itu, juga hadir di bursa untuk debut Uber.

Investor bertaruh pada prospek pertumbuhan Uber karena diversifikasi ke beberapa sektor lain. Selain bisnis transportasi online, Uber mengembangkan mobil tanpa pengemudi dan memiliki operasi pengiriman makanan, Uber Eats.