Startup Blockchain Targetkan 100 Ribu Data Petani Indonesia Terkumpul
- Stanford Graduate School of Business - Stanford University
VIVA – Perusahaan rintisan atau startup lokal berbasis Blockchain, Hara, menargetkan 100 ribu data petani terkumpul pada akhir tahun ini. Sampai sekarang, data yang terkumpul baru mencapai 19 ribu.
"Data yang kita collect, bukan know your customer (KYC) petani. Karena kita mesti tahu kalau mereka bukan petani fiktif," kata Chief Technology Officer Hara, Imron Zuhri kepada VIVA, di Amazon Web Services Summit, Singapura, Kamis, 11 April 2019.
Selain itu, ia mengaku juga mengumpulkan data luas lahan yang dimiliki petani. Data-data ini dikumpulkan melalui field agent atau mitra, yaitu petani muda ataupun orang yang mau membantu para petani. Orang-orang yang berperan sebagai petani harus bisa mempengaruhi dan membujuk petani untuk mengumpulkan data.
Imron mengatakan jika Hara menyasar data petani beras dan jagung. Alasannya karena belum ada pemain di industri tersebut. "Kami mulainya di Bojonegoro, Jawa Timur. Kami juga sudah bekerjasama dengan BTPN Syariah dan BNI," papar dia.
Sedikit informasi, Hara merupakan project Dattabot, perusahaan big data, yang menyediakan sarana pertukaran data melalui Blockchain bagi berbagai partisipan di sektor pertanian mulai dari petani, bank, pemasar, perusahaan asuransi, serta credit scoring.
Data-data inilah, menurut Imron, yang sebelumnya belum jelas dan dimiliki oleh para pihak terkait, termasuk jumlah petani yang ada sekarang.
"Transaksi langsung tanpa perantara. Kami cuma 'kompor' saja. Bisnisnya Hara itu mau jadi orang yang dibayar karena menaikkan harga produksi dari 5 ton menjadi 10 ton," ungkapnya. (ann)