Startup Dibeli Asing, Menristek: Kita Enggak Bisa Hidup Sendiri
- VIVA/Misrohatun Hasanah
VIVA – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir, jika ada startup yang maju dan menjadi sukses kemudian dibeli asing.
"Masalah dibeli asing, kaitannya dengan pasar. Kalau dibeli tidak lantas mati, kita harus berinovasi lagi. Manakala produk tidak bisa kita kembangkan sendiri, maka lakukanlah kolaborasi. Kita enggak bisa hidup sendiri," ujarnya, usai pembukaan Indonesia Startup Summit 2019 di Jakarta International Expo, Jakarta, Rabu 10 April 2019.
Ia menuturkan, tanpa adanya kolaborasi, Indonesia tidak akan bisa maju dan tidak akan kompetitif. Membangun startup bukanlah hal yang mudah dan ringan. Jika pelaku startup membangunnya hanya sendiri, pasti akan berat pada sisi modal dan persaingan di pasar.
Namun, jika mereka berani berkolaborasi, masalah-masalah bisa teratasi. Modal lebih ringan dan bisa menjangkau pasar yang lebih luas.
Saat ini, Kemenristekdikti telah menelurkan 1.307 startup dalam kurun waktu 2015-2019.
Pada 2018, kementerian itu telah menggelontorkan dana Rp275 miliar untuk startup di Indonesia. Untuk tahun ini, kemungkinan bertambah hingga Rp400-an miliar. Modal awal yang didapatkan setiap startup bisa mencapai Rp250-500 juta.
Dari 1.307 perusahaan yang telah Kemenristekdikti bina, 558 merupakan startup berbasis teknologi. Adapun bidang yang mereka geluti adalah teknologi dan informasi, pangan, kesehatan, energi, transportasi, bahan baku, advanced material dan pertahanan keamanan. (asp)