Gelar Decacorn Gojek Dipertanyakan
- VIVA.co.id/Misrohatun Hasanah
VIVA – Gegap gempita Gojek menyandang gelar decacorn, atau nilai valuasinya sebesar US$10 miliar (RpRp139,6 triliun), ditanggapi sinis.
Menurut dua sumber yang dekat dengan pesaing Grab ini berbicara kepada TechCrunch, Senin, 8 April 2019, mereka mengaku bahwa valuasi perusahaan mereka 'hanya' US$9,5 miliar.
Laporan ini seperti membantah riset terbaru dari perusahaan penyedia platform analisis global, CB Insights bertajuk "Global Unicorn Club", di mana mereka mencantumkan nama Gojek berada di peringkat ke-19 secara global.
TechCrunch menilai CB Insights telah menggunakan nilai valuasi batas atas US$10 miliar yang dikutip oleh media sebagai penilaian atas Gojek.
Ini menjadi menarik karena CB Insights juga mencantumkan valuasi Grab, saingan Gojek, dengan nilai mencapai US$11 miliar, terlepas dari kenyataan bahwa valuasi Grab sebenarnya mencapai US$14 miliar melalui suntikan dana terbaru sebesar US$1,46 miliar dari SoftBank's Vision Fund.
"Tidak ada perusahaan yang secara resmi mengumumkan valuasinya. Tetapi angka kedua startup ride-hailing ini bocor ke media melalui sumber. Jadi masih belum jelas, apa alasan CB Insights menggunakan angka yang belum dikonfirmasi kebenarannya," demikian keterangan TechCrunch.
CB Insights memiliki data valuasi perusahaan swasta yang dilacak menggunakan machine intelligence secara real-time. Data ini juga dikumpulkan berdasarkan nilai investasi yang masuk ke suatu perusahaan dan analisis atas valuasinya.
Pada awal Februari 2019, pesaing Grab ini baru saja mengumumkan perolehan pendanaan dari fase pertama putaran seri F.
Pendanaan tersebut dipimpin oleh sejumlah perusahaan dengan nama besar, yaitu Google, JD.com, Tencent, Mitsubishi Corporation, dan Provident Capital, yang nilainya lebih dari US$1 miliar atau sekitar Rp13,9 triliun.
Dengan suntikan dana tersebut, nilai Gojek saat itu berkisar di antara US$8 hingga US$10 miliar atau Rp111,5 hingga Rp139,4 triliun. (ann)