Gojek dan Grab Diklaim Baru 10 Persen 'Bakar Uang'

Ilustrasi pengemudi ojek online (ojol)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

VIVA – Kompetisi layanan transportasi online di dunia terus berlangsung secara sengit. Sebut saja Grab dan Gojek di Asia, serta Uber dan Lyft di Amerika Serikat.

Arahan Menkomdigi Meutya Hafid, Grab dan Ovo Dukung Program Makan Bergizi Gratis

Dilansir dari situs TechCrunch, Senin, 1 April 2019, sebagian besar orang menganggap bahwa perusahaan-perusahaan ini telah mendapat banyak pendanaan dari venture capital.

Namun, menurut data, belum banyak uang yang benar-benar dimanfaatkan, jika dibandingkan raihan dana dari venture capital yang sudah mereka raih. Konsep ini biasa disebut dengan 'bakar uang'.

Beruntungnya Pengguna Telkomsel, Cuma dengan Nomor HP dapat Diskon Hotel dan Tiket Pesawat

Secara keseluruhan, perusahaan-perusahaan tersebut hanya mengumpulkan kurang dari 10 persen dari total volume dana venture capital yang mereka laporkan dalam lima tahun terakhir.

Menurut data Crunchbase menunjukkan bahwa mereka berhasil mengantongi lebih dari US$22 miliar atau Rp309 triliun dalam putaran pendanaan pada 2017. Sedangkan, pada tahun berikutnya mendapat lebih dari US$18 miliar atau Rp252,3 triliun.

Biaya Amanda Manopo Pakai Ojol Selama Satu Tahun Bisa Beli Mobil Baru

Berdasarkan data tersebut, maka dapat diartikan bahwa apa yang mereka dapatkan tidak sedikit jumlahnya.

Pada awalnya, persaingan antarperusahaan transportasi online ini dinilai berdasarkan permintaan dan pengalaman pengguna. Namun, saat ini keuntungan jangka panjang diberikan untuk perusahaan yang tumbuh paling cepat.

Keberhasilan yang telah mereka raih bukan semata-mata dilakukan untuk hal yang sia-sia. Kini, sebagian besar modal atau ekuitas mereka dicairkan atau likuid untuk bisa kembali digunakan, sehingga tidak menjadi sebuah kerugian.

President Director OVO, Karaniya Dharmasaputra bersama Menkomdigi Meutya Hafid

Grab dan Ovo Perkuat Komitmen Memberantas Judi Online

Grab Indonesia dan OVO menegaskan komitmennya dalam mendukung pemberantasan judi online sesuai arahan Menteri Komunikasi dan Digital RI, Meutya Hafid.

img_title
VIVA.co.id
24 Desember 2024