Setelah Hooq, Mungkinkah Grab Menggandeng Netflix
- Study Breaks Magazine
VIVA – Layanan transportasi online, Grab, masih enggan berkomentar mengenai menggandeng layanan video streaming asal Amerika Serikat, Netflix, untuk menyediakan konten hiburan untuk pengguna di Indonesia.
Saat ini, mereka mengaku masih fokus kerja sama dengan Hooq, kompetitor Netflix, dalam menyediakan konten hiburan premium di Tanah Air. Dengan kerja sama ini, pengguna dapat menonton serial TV atau film secara langsung dari segmen video di aplikasi Grab.
Video yang ditawarkan adalah video populer Hooq dari Indonesia, Asia, dan Hollywood, serial original terbaru, serta 19 free-to-air TV. "Kami masih fokus dengan Hooq. Karena fitur ini pertama di Indonesia," ungkap Presiden Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata kepada VIVA, Rabu, 13 Februari 2019.
Sedikit informasi, pelopor penyedia layanan video streaming itu mulai hadir di Indonesia sejak Januari 2016. Dengan koleksi film dan serial televisi yang mencapai sekitar lima ribu konten pada tahun lalu.
Berdasarkan laporan dari lembaga riset Pew Research Center dan Statista, pada 2015, Netflix mengklaim memiliki 61 juta pelanggan atau subscriber. Jumlah tersebut meningkat dari 2014 yang menghasilkan 57 juta pelanggan.
Lalu, pada 2016, jumlah pelanggannya melonjak menjadi 75 juta orang. Tahun berikutnya, pelanggan Netflix menembus angka 110 juta, dan akhir 2018, menjadi 139 pelanggan di seluruh dunia.
Namun sayang, jumlah pelanggan mereka di Indonesia tidak disebutkan, dan hingga kini kehadiran Netflix secara resmi di Indonesia masih terganjal.
Meski begitu, sudah ada beberapa operator telekomunikasi Tanah Air yang menyediakan fitur menonton Netflix di smartphone.
Adapun Hooq mengaku jumlah pengunduh atau download-nya mencapai 30 juta orang pada Desember 2018, atau meningkat 100 persen dari tahun sebelumnya yang hanya sekitar 15 juta pengunduh.
Soal jumlah pelanggan, mereka hanya menyebut meningkat sebesar 2,5 kali di sepanjang 2018 tanpa menyebutkan nominal angka jumlah pelanggan mereka.
Menurut Country Head Hooq Indonesia, Guntur Siboro, kerja sama ini bukan menyatukan dua aplikasi.
Hal ini karena ada sejumlah karakteristik di Hooq yang tidak bisa disatukan. Salah satunya adalah mengenai video player. Jika fitur itu disatukan akan menjadi berat pada aplikasi.
"Hanya experience-nya satu. Grab bukan video player. Jadi, selama tiga bulan pertama mereka akan mendapatkan akses gratis untuk menonton Hooq," jelas Guntur. (ann)